close

Featured

Komunitas

Susunan Tim Sepak Bola Jalanan Indonesia untuk Homeless World Cup 2024

IMG_1222

Setelah melalui tahap seleksi, terpilih delapan pemain untuk memperkuat tim nasional sepak bola jalanan Indonesia. Tim ini kelak akan berlaga di turnamen Homeless World Cup (HWC) 2024 yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan, 21-28 September mendatang.

Rumah Cemara mengadakan proses seleksi sebanyak dua kali, yaitu pada 9-10 Desember 2023 dan 13-15 Februari 2024.

Jumlah total peserta yang hadir pada seleksi tahap satu dan dua adalah 51 orang. Sebagai bagian dari program sepak bola sosial, peserta terpilih berasal dari berbagai latar belakang sosial, terutama konsumen napza, penyintas kekerasan, orang dengan HIV (ODHIV), dan masyarakat miskin kota.

Delapan pemain terpilih akan didampingi oleh empat staf pelatih, yaitu Aulia Rahman sebagai kepala pelatih, Ujang Yakub sebagai pelatih kiper, serta dua asisten pelatih, Pinsa Prahadian dan Oka Setiawan.

Empat staf pelatih tersebut sudah tidak asing dengan ajang HWC. Aulia Rahman adalah kepala pelatih tim Indonesia di HWC 2018, sementara tiga nama lain merupakan pemain di turnamen terdahulu. Ujang Yakub adalah kiper di HWC 2013, Pinsa Prahadian bermain di HWC 2017, dan Oka Setiawan bermain di HWC 2023.

Homeless World Cup adalah turnamen sepak bola jalanan internasional yang diadakan setiap tahun. Tujuan utama turnamen ini adalah memberdayakan individu yang menghadapi berbagai masalah sosial terutama yang berhubungan dengan kondisi tunawisma.

Pada Homeless World Cup 2023 di Sacramento, Amerika Serikat, Indonesia berhasil meraih piala Lassen Peak Award yang merupakan piala ketiga dari empat yang diperebutkan. Hasil ini menempatkan Indonesia di peringkat 17 dari 40 negara peserta.

Berikut adalah susunan pemain tim nasional sepak bola jalanan Indonesia untuk Homeless World Cup 2024:

  1. Muhammad Nur Ilyasa (Laki-laki/24 tahun/Kota Bandung) – kiper
  2. Muhammad Ramdhan (Laki-laki/21 tahun/ Kota Bandung) – kiper
  3. Adis Fikri (Laki-laki/26 tahun/Kabupaten Bandung)
  4. Algin Mawani (Laki-laki/20 tahun/Kota Bandung)
  5. Bagus Abdul Hadzi (Laki-laki/21 tahun/Kabupaten Bandung)
  6. Ery Dwi Antono Riyadi (Laki-laki/24 tahun/Kota Bandung)
  7. Oka Oktavian (Laki-laki/30 tahun/Kota Bandung)
  8. Willy Nurcahya (Laki-laki/23 tahun/Kabupaten Bandung)

Susunan staf pelatih:

  1. Aulia Rahman – Kepala pelatih
  2. Ujang Yakub – Pelatih kiper
  3. Pinsa Prahadian – Asisten pelatih 1
  4. Oka Setiawan – Asisten pelatih 2

Informasi lebih lanjut seputar tim Indonesia silakan hubungi Manajer Tim Indonesia HWC, Rin Aulia (Ii), di nomor +62 857 7668 8084 atau surel ii@rumahcemara.or.id.

Selengkapnya
Komunitas

Tim Sepak Bola Anak Perempuan dari Rumah Cemara Siap Bersaing di SATUC World Cup Girl 2024

Foto-2

Indonesia akan berpartisipasi kembali di ajang SATUC World Cup, turnamen sepak bola internasional yang ditujukan bagi anak-anak kurang beruntung dari berbagai negara untuk berkompetisi dan membangun persahabatan melalui olahraga. Pada turnamen 2024 ini, Indonesia yang diwakili Rumah Cemara akan mengirimkan tim sepak bola anak perempuan berusia di bawah 18 tahun untuk berkompetisi di SATUC World Cup Girl 2024.

SATUC World Cup adalah turnamen sepak bola internasional yang digagas oleh SATUC (Sheikha Al Thani for Underprivileged Children) Foundation. Organisasi ini didirikan oleh Sheikha Al Thani, seorang perempuan asal Qatar, dengan tujuan memberi kesempatan bagi anak-anak yatim piatu dan kurang beruntung secara ekonomi untuk terlibat dalam sepak bola dan mendukung mereka dalam aspek-aspek lain kehidupan. Turnamen ini diharapkan bisa memberi pengalaman positif dan memotivasi anak-anak serta menjadi sarana untuk memajukan hak-hak anak.

Indonesia terakhir kali ikut serta di SATUC World Cup pada 2018 di Sofia, Bulgaria. Ketika itu, Indonesia mengirimkan tim sepak bola anak laki-laki.

Pada turnamen 2024 kali ini, Indonesia akan diwakili oleh tim sepak bola anak perempuan berusia di bawah 18 tahun untuk bertanding di SATUC World Cup Girl 2024. Ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memberikan peluang setara bagi anak perempuan agar bisa menunjukkan bakat dan kemampuannya di panggung internasional.

Bagi Indonesia, khususnya Rumah Cemara, partisipasi kali ini mencerminkan semangat inklusivitas dan kesetaraan sekaligus memastikan anak-anak perempuan juga memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dan berkembang melalui olahraga. Harapannya adalah memberikan dampak positif bagi pengembangan sepak bola di kalangan anak perempuan sambil menciptakan pengalaman berharga dan jaringan bermanfaat dengan peserta dari seluruh dunia.

Sebagai bagian dari komitmen global, Indonesia mengambil bagian dalam SATUC World Cup untuk mendukung pemberdayaan anak-anak dan menyemangati perkembangan positif mereka di berbagai bidang kehidupan. Informasi lebih lanjut seputar persiapan Indonesia menuju SATUC World Cup Girl 2024 silakan hubungi Rin Aulia (Sekretaris Perkumpulan Rumah Cemara) di nomor WhatsApp 085776688044 atau melalui surel ii@rumahcemara.or.id.

Selengkapnya
Komunitas

Indonesia Usung Fairness in Opportunity di Homeless World Cup 2023

Post

Tim Nasional (Timnas) Indonesia akan kembali berlaga di piala dunia street soccer Homeless World Cup (HWC). Tahun ini, kejuaraan dunia sepak bola jalanan bagi tunawisma serta orang-orang terpinggirkan secara sosial itu akan berlangsung di Sacramento, Amerika Serikat, mulai 8 hingga 15 Juli 2023 mendatang.

Subhan Panjaitan, Manajer Timnas HWC 2023, mengatakan Indonesia akan mengusung tema fairness in opportunity atau keadilan dalam meraih kesempatan di ajang olahraga internasional ini.

“Tema ini mengandung arti bahwa semua orang, dengan segala latar belakangnya, berhak mendapatkan semua kesempatan tanpa kecuali,” ujar Subhan. “Sebagian besar pemain yang berangkat kali ini memiliki latar belakang miskin kota. Dari delapan pemain terpilih, dua di antaranya perempuan. Jadi isu yang dikedepankan adalah miskin kota dan kesetaraan gender,” ujarnya menjelaskan.

Bagi Rumah Cemara, HWC merupakan ajang penting dalam menyuarakan visi Indonesia tanpa stigma. Sepak bola adalah salah satu media untuk mengampanyekan nilai-nilai persaudaraan dan kemanusiaan tanpa memandang latar belakang seseorang. Dalam bersepakbola, Rumah Cemara memiliki slogan keadilan bersepakbola bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Tema fairness in opportunity memperluas makna slogan keadilan bersepakbola bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak hanya dalam sepak bola, keadilan harus berlaku dalam segala hal, khususnya bagi orang-orang yang termarginalkan,” jelas Subhan.

Sementara itu, Albert Rudiana, Pelatih Timnas HWC 2023, menyatakan hal senada. “Tidak hanya di sepak bola, semua orang berhak mendapat keadilan dan kesempatan yang sama dalam segala hal tanpa dilihat latar belakang dan gendernya,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Mau dia miskin, kaya, konsumen narkotika, orang dengan HIV, laki-laki, atau perempuan, semua berhak mendapat keadilan dan kesempatan yang sama.”

Ketika disinggung soal target prestasi, Albert menyatakan timnya tidak dibebani dengan peringkat tertentu. “Saya tidak membebani tim dengan target peringkat tertentu. Tapi dengan segala skill yang dimiliki, semua anggota tim siap memberikan yang terbaik bagi Indonesia,” ujarnya.

Albert menegaskan HWC merupakan ajang sepak bola sosial. Meskipun demikian, ia tidak menampik ada harapan dari masyarakat Indonesia, terutama para pendukung Timnas, mengenai prestasi yang harus dicapai.

“HWC bukan cuma soal sepak bola prestasi, tapi ada nilai-nilai sosial dan kemanusiaan yang sangat ditonjolkan di sini,” ujar Albert. “Ya, kalaupun memang harus ada target, saya sih berharap tim tahun ini bisa meraih peringkat lebih baik dari tim sebelumnya,” ia menambahkan.

Albert Rudiana adalah sosok yang tidak asing dengan HWC. Ia adalah pelatih Timnas Indonesia untuk HWC 2019 yang berlangsung di Cardiff, Wales. Kala itu, Albert berhasil membawa Indonesia meraih peringkat ke-20 dari 44 negara peserta.

Seperti diketahui, 2019 adalah tahun terakhir HWC digelar sebelum vakum tiga tahun karena pandemi Covid-19.

Untuk HWC tahun ini, Timnas Indonesia akan diperkuat oleh delapan pemain, yaitu Muhammad Azka Vidriansyah Ahyadi, Shilpi Yanti, Adis Annisa Suma, Aditya Triana, Andi Kurniawan, Dena Adryana, Oka Setiawan, dan Raisal Anugrah Hermawan. Mereka akan didampingi oleh tiga ofisial, yaitu Albert Rudiana (pelatih), Subhan Panjaitan (manajer), dan Prima Prakasa (petugas media).

Selengkapnya
Komunitas

Homeless World Cup (HWC) Tahun Ini Kembali Digelar

HWC

Setelah vakum karena pandemi Covid-19 melanda dunia, Homeless World Cup (HWC) kembali digelar tahun ini. Bertempat di  Sacramento, Amerika Serikat, HWC 2023 akan berlangsung pada 8 – 15 Juli 2023. Perhelatan HWC tahun ini sekaligus menjadi momen perayaan ke-20 tahun turnamen sepak bola jalanan ini. HWC sendiri pertama kali digelar pada 2003 di Graz, Austria.

Turnamen Homeless World Cup sejatinya mengemban misi memperbaiki permasalahan sosial terkait ketunawismaan, termasuk di dalamnya konsumsi dan ketergantungan narkotika, HIV-AIDS, kemiskinan, dan kurangnya akses kepada pendidikan. Dengan kata lain, kejuaraan dunia street soccer ini ditujukan bagi kelompok yang termarginalkan dari berbagai negara, untuk bertemu dan menjalin pertemanan. HWC bukan sekadar kejuaraan dunia sepak bola yang bertujuan meraih gelar juara. Seorang pemain hanya diberi satu kali kesempatan seumur hidupnya untuk membela negaranya dalam HWC.

Pada HWC 2023, Indonesia akan kembali diwakili tim nasional hasil seleksi Rumah Cemara selaku national organizer HWC di Indonesia. Keikutsertaan Indonesia dalam HWC kali ini menjadi upaya Rumah Cemara untuk selalu hadir dalam turnamen sepak bola dunia ini sejak 2011 saat berlangsung di Paris, Prancis.

Untuk mengetahui bagaimana seluk-beluk keikutsertaan Timnas Indonesia dalam HWC, kami sajikan dalam highlight berikut ini.

HWC 2011 Paris (Prancis)

Sejak 2009 sebenarnya Rumah Cemara sudah mendapat undangan mengikuti kejuaraan dunia street soccer ini. Terkendala masalah pendanaan, Rumah Cemara gagal mengirimkan tim ke HWC 2010 yang berlangsung di Rio de Jenairo, Brasil. Barulah pada HWC 2011 di Paris, Prancis untuk pertama kalinya Indonesia berpartisipasi dalam gelaran HWC setelah Rumah Cemara berhasil menghimpun dana dari berbagai sumber.

Momen HWC 2011 juga diwarnai dengan peristiwa menarik. Salah seorang pendiri Rumah Cemara yang juga menjadi anggota timnas, Ginan Koesmayadi, menunaikan nazarnya berjalan kaki dari Bandung ke Jakarta sejauh sekitar 187 km. Nazar tersebut dilakukan sebagai bentuk syukur karena Rumah Cemara akhirnya dapat memberangkatkan tim untuk mengikuti kejuaraan dunia Homeless World Cup.

Dalam debutnya ini, Timnas Indonesia meraih peringkat ke-6 dunia. Prestasi Indonesia di ajang street soccer ini cukup membanggakan karena selain satu-satunya wakil Asia di perempatfinal, Indonesia juga mendapatkan trofi dengan titel Tim Pendatang Baru Terbaik. Salah seorang pemain Indonesia, Ginan Koesmayadi, juga dinobatkan sebagai pemain terbaik.

HWC 2012 Mexico City (Meksiko)

Indonesia mencatat prestasi terbaik sepanjang mengikuti gelaran HWC pada tahun 2012 ini dengan menempati posisi keempat. Peringkat ke-4 diraih Timnas Indonesia setelah gagal menaklukan Brasil dengan skor 2-6 di di Lapangan 1 Plaza de la Constitucion Zocala, Mexico City. Meski demikian, Indonesia memperoleh gelar bergengsi dengan menyabet penghargaan pelatih terbaik.

Sebelumnya, Timnas Indonesia nyaris tak bisa berangkat ke ajang HWC 2012 karena masalah dana. Berbagai upaya dilakukan. Selain mengajukan proposal ke beberapa instansi pemerintah dan swasta, Rumah Cemara juga meluncurkan program #1000untuk1mimpi untuk menggalang donasi. Upaya ini membuahkan hasil.

HWC 2013 Poznan (Polandia)

Indonesia finish pada posisi kedelapan Homeless World Cup 2013 di Poznan, Polandia. Pada turnamen yang berlangsung 10-18 Agustus 2013 itu, timnas takluk adu penalti dari Rumania.

Meski hasil ini lebih buruk dibanding sebelumnya, namun sejak awal trofi bukanlah incaran utama tim Indonesia di Homeless World Cup. Bagaimana pun, misi Rumah Cemara memberangkatkan timnas mengikuti HWC adalah menyediakan kesempatan bagi anggota tim untuk melakukan perubahan dalam hidupnya.

HWC 2014 Santiago (Chile)

Meskipun berhasil mengalahkan sejumlah tim raksasa sepakbola seperti Prancis dan Jerman, Indonesia harus puas berada di peringkat ke-10 dalam kompetisi HWC 2014 yang dihelat di Santiago, Chile. Sebelumnya, Indonesia tidak berhasil masuk ke-8 Besar sehingga hanya melanjutkan ke fase Ejercito De Chile Cup, satu tingkat dibawah Homeless Cup sebagai piala utama.

Raihan lain yang diperoleh Timnas adalah gelar pemain terbaik putra yang diperoleh Swananda Pradika, sang kapten tim nasional.

HWC 2015 Amsterdam (Belanda)

Dalam kompetisi HWC 2015 di Amsterdam, Belanda, Timnas memenangi kompetisi Amsterdam Cup setelah mengalahkan Norwegia. Sebelumnya, Timnas Indonesia memang gagal menembus babak ketiga HWC 2015 sebab hanya finis di posisi kelima babak kedua Grup A HWC 2015. Sebagai informasi, untuk kategori pria, ada enam jenis kompetisi yang dihelat dalam HWC 2015, yakni Homeless World Cup, Salvation Army Cup, Amsterdam Cup, Life Goals Cup, Sportsgen Cup, dan Inspiring Networking Trophy.

HWC 2016 Glasgow (Skotlandia)

Dalam ajang HWC 2016, Indonesia berhasil menduduki posisi ketujuh dunia dari 52 negara yang digelar di Glasgow, Skotlandia, 10-16 Juli 2016. Salah satu catatan menarik dari perhelatan HWC 2016 adalah salah satu pemain Timnas HWC Indonesia, Eman Sulaeman, menyabet penghargaan sebagai kiper terbaik.

Eman Sulaeman mendapat banyak sorotan dari publik di dalam maupun luar negeri. Ia adalah seorang difabel yang hanya memiliki satu kaki. Penampilannya yang impresif menjaga gawang Indonesia di tengah keterbatasan fisiknya mendapat apresiasi dari banyak pihak, termasuk media internasional. Ia layak mendapatkan penghargaan sebagai kiper terbaik HWC 2016.

HWC 2017 Oslo (Norwegia)

Indonesia berhasil meraih peringkat kelima dalam ajang Homeless World Cup 2017 yang dihelat di Oslo, Norwegia. Berlaga melawan Portugal dalam perebutan peringkat kelima di City Hall, Oslo, Timnas Indonesia meraih kemenangan dengan skor 6-5. Semangat para pemain meningkat saat sejumlah suporter orang Indonesia yang tinggal di sana datang menonton ke City Hall. Salah satu yang hadir adalah duta besar Indonesia untuk Norwegia, Yuwono A. Putranto.

HWC 2018 Mexico City (Meksiko)

Untuk kedua kalinya, HWC digelar di Meksiko. Dalam perhelatan ini, tim Indonesia menempati posisi ke-10 klasemen akhir . Meski demikian, Indonesia berhak membawa pulang Richard Ishmail Fair Play Award atau Piala Fair Play. Penggagas sekaligus Presiden HWC, Mel Young langsung menyerahkan piala itu kepada tim Indonesia.

Sepanjang keikutsertaan Indonesia dalam HWC sejak 2011, belum pernah Timnas mendapatkan penghargaan tersebut. Dalam HWC 2018 ini, tim Indonesia tidak pernah mendapatkan kartu dan tidak pernah protes ke wasit saat pertandingan.

HWC 2019 Cardiff (Inggris)

Dalam HWC 2019 ini, timnas Indonesia meraih posisi ke-20 dari 44 negara peserta. Peringkat ini memang jauh merosot dari ajang-ajang HWC sebelumnya. Meski demikian, timnas Indonesia tetap memiliki citra tersendiri sebagai tim yang selalu dinantikan penampilannya oleh pemain negara lain, ofisial pertandingan, hingga panitia HWC sendiri. Timnas Indonesia untuk HWC setiap tahunnya berhasil menanamkan citra sebagai tim dengan karakter menarik.

HWC 2023 Sacramento (Amerika Serikat) Kita akan menantikan bagaimana perjuangan para pemain street soccer besutan Rumah Cemara. HWC bukan sekadar kompetisi sepak bola untuk meraih juara, melainkan ajang olah raga dengan misi sosial kemanusiaan.

Selengkapnya
Audio-Visual

Tanaman-Tanaman yang Bisa Bikin Mabuk

vector-mortar-pestle-and-fragrant-fresh-herbs-isolated-on-white-background-cartoon-flat-illustration-400-253566337

Sebagai negara yang luas, Indonesia dikenal kaya akan keanekaragaman tumbuhan. Ini terbukti dari banyaknya tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat. Kita mengenalnya sebagai jamu atau herbal. Tidak hanya sebagai pengobatan fisiologis, warga Nusantara juga memanfaatkan sejumlah tanaman untuk mengubah kesadaran. Beberapa yang terkenal di antaranya pinang dan kecubung.

Selengkapnya
Audio-Visual

Narkopolitik: Memang Ada?

narcocult1

Beberapa waktu lalu, Kepala BNN, Petrus R Golose memperingati masyarakat akan bahaya narkopolitik. Jenderal bintang tiga itu mengemukakan satu contoh kejadian di Sumatra Selatan di mana seorang politikus membagi-bagikan narkoba saat mengumpulkan massa.

Selengkapnya
Layanan

Dampak Konsumsi Trihex tanpa Resep Dokter

tremors-in-parkinsone28099s-disease-722×406

Kanal ini sebenarnya pernah membahas obat yang satu ini: Trihexyphenidyl atau yang dalam keseharian sering disebut trihex. Obat ini biasanya diresepkan dokter untuk mengatasi gejala penyakit Parkinson. Trihex dapat membantu mengurangi kekakuan otot, tremor, dan meningkatkan kemampuan berjalan penderita Parkinson.

Selengkapnya
Layanan

Stigma Pasien Narkoba Hambat Terapi Medis

stigma

Stigma alias cap buruk kerap disematkan pada sejumlah kalangan. Salah satu kelompok di masyarakat yang sering mendapat cap buruk tadi adalah pengguna obat-obatan, atau gampangnya disebut pengguna narkoba.

Selengkapnya
1 2 3 67
Page 1 of 67