close
071952800_1539864486-tim_hwc_2018
Timnas Indonesia untuk HWC 2018 (Foto: Liputan6.com)

Indonesia kembali mengikuti Kejuaraan Dunia sepak bola jalanan Homeless World Cup (HWC) yang tahun ini digelar di Meksiko mulai 13 hingga 18 November 2018. Turnamen sepak bola bagi tunawisma serta orang-orang terpinggirkan itu akan diikuti sedikitnya 500 pemain dari 63 tim yang berasal dari 47 negara.

HWC tahun ini adalah yang ke-8 kalinya bagi Rumah Cemara untuk membentuk dan mewakili timnas Indonesia. Perhelatan HWC juga menjadi ajang penting bagi organisasi Rumah Cemara dalam menyuarakan visi Indonesia Tanpa Stigma. Sepak bola adalah salah satu media untuk mengampanyekan nilai-nilai persaudaraan dan kemanusiaan, tanpa memandang latar belakang seseorang.

“Ada slogan yang kami yakini dalam mengembangkan program ini, yaitu keadilan bersepakbola bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Aditia Taslim, direktur Rumah Cemara.

“Sepak bola seharusnya dapat dinikmati siapa pun, tidak hanya oleh atlet profesional. Kami berharap orang dengan HIV-AIDS (ODHA), konsumen narkoba, mantan narapidana, ataupun kelompok yang tergolong miskin juga dapat merasakan kegembiraan bermain bola,” ujarnya.

Menurut Aditia, para pemain timnas HWC diharapkan mengalami perubahan dalam hidupnya. Perubahan itu bisa saja sangat sederhana. Ia mencontohkan, “Seorang pemain yang berasal dari anak jalanan yang kerap tidak mengenal tata krama, mulai mencium tangan orang tuanya saat pamit pergi berlatih bola”.

Timnas Indonesia untuk HWC 2018 di Meksiko terdiri dari 8 pemain yang didampingi seorang manajer dan pelatih. Kedelapan pemain merupakan hasil seleksi yang berlangsung pada 24-26 April 2018 di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Seleksi itu diikuti 70 peserta dari sejumlah provinsi, yaitu Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali. Mereka berasal dari organisasi dan LSM mitra Rumah Cemara dalam program pengembangan olahraga untuk perubahan sosial.

Baca juga:  Pemerintah Jangan Jadikan Wabah Covid-19 Kesempatan untuk Sahkan RKUHP

Yana Suryana, Manajer Timnas mengatakan, pemilihan pemain didasari atas motivasi individu setiap pemain untuk menggunakan kesempatan ini sebagai salah satu cara dalam membuat perubahan dalam kehidupannya secara individual.

“Untuk pertama kalinya pula, dalam HWC tahun ini, kami melibatkan pemain perempuan dalam timnas. Kita akan berkompetisi dalam kategori campuran, yang menjadi kategori utama dalam HWC,” ujarnya menjelaskan.

Menurut Yana, keterlibatan perempuan dalam olahraga menjadi salah satu program Rumah Cemara untuk memberikan kesempatan sama bagi siapapun untuk terlibat, tanpa memandang jenis kelamin dan latar belakang apapun.

Pada keikutsertaan ke-8 ini, Rumah Cemara telah belajar bahwa yang terpenting dalam turnamen ini bukanlah semata-mata soal kemenangan dan strategi bersepak bola. Bagaimanapun, ajang ini bertujuan menanamkan nilai-nilai perubahan, persaudaraan, saling menghargai, dan perjuangan bagi para pemainnya.

Di samping itu, kesempatan ini tentu akan membuat seluruh pesertanya bangga untuk mewakili negaranya tercinta. Seperti dikatakan Mel Young, pendiri HWC, “Semua orang adalah pemenang, yang membedakan adalah perjuangannya.”

Oleh karena itu, setiap tahun gelaran HWC selalu menyediakan delapan piala. Hal ini untuk memberikan lebih banyak kesempatan peserta untuk membawa pulang piala-piala tersebut dengan penuh kebanggaan.

Sebagai Mitra Nasional HWC, Rumah Cemara tentu saja menargetkan yang terbaik. Namun di atas semua itu, Rumah Cemara berharap ajang tahunan HWC dapat menjadi alat untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap orang-orang yang selama ini dipinggirkan.

Baca juga:  Alasan “Perang terhadap Narkoba” masih Laku

Susunan Timnas Indonesia untuk Homeless World Cup 2018 Meksiko

1. Yana Suryana, Bandung – Jawa Barat, Manajer Tim
2. Aulia Rahman, Bandung – Jawa Barat, Pelatih
3. Rizal Ferdian Somawijaya, Bandung – Jawa Barat, Pemain
4. Eva Dewi Rahmadiani, Bandung – Jawa Barat, Pemain
5. Moh. Fajar Priatna, Sumedang – Jawa Barat, Pemain
6. Dego Z.A, Bandung – Jawa Barat, Pemain
7. Samsul Rizal, Mataram –NTB, Pemain
8. Adam Riyaldi, Mataram –NTB, Pemain
9. Yandi Abdul Rajab, Yogyakarta – DIY, Pemain
10. Miftah Ul Maarif, Yogyakarta – DIY, Pemain

Tri Irwanda

The author Tri Irwanda

Praktisi komunikasi. Mulai menekuni isu HIV dan AIDS ketika bekerja di KPA Provinsi Jawa Barat. Punya kebiasaan mendengarkan lagu The Who, “Baba O’Riley”, saat memulai hari dengan secangkir kopi.

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.