close
WhatsApp Image 2022-09-19 at 8.19.34 AM
Gambar ilustrasi: @wopwopwoy

Tramadol harus diakui memang sangat populer belakangan. Di Indonesia, obat ini dipasarkan dengan jenama antara lain Tramal dan Tradosik yang mengandung 50 mg tramadol hidroklorida. Tramadol adalah opioid sintetis. Cara kerjanya, seperti morfin dan heroin, mengikat reseptor opioid di otak yang meredakan nyeri. Obat ini terutama diresepkan untuk meredakan nyeri pada luka pascaoperasi, patah tulang, bahkan untuk sebagian pasien kanker.

Belakangan, kita sering dengar orang-orang yang ketagihan tramadol. Kebanyakan usia sekolah. Kebanyakan dari mereka tidak pernah konsumsi dan ketagihan pain killer berat seperti morfin atau heroin sebelumnya.

Indonesia Tanpa Stigma kembali mengulas tramadol. Kali ini kami bahas bersama dr. Elvine Gunawan, seorang spesialis kedokteran jiwa. Kita akan dengar, bagaimana dampak negatifnya jika digunakan tanpa indikasi medis? Bagaimana jika konsumennya sudah ketagihan dan mengalami putus obat ini?

Yuk simak konten audio visualnya!

Tri Irwanda

The author Tri Irwanda

Praktisi komunikasi. Mulai menekuni isu HIV dan AIDS ketika bekerja di KPA Provinsi Jawa Barat. Punya kebiasaan mendengarkan lagu The Who, “Baba O’Riley”, saat memulai hari dengan secangkir kopi.

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.