close
FeaturedLayanan

Keluar dari Penjara, Semua Orang Mencibirku

soleh-sundava
Foto: Vincent Rumahloine

Disadur dari rondeaktual.com

“Ketika saya keluar dari penjara, semua orang mencibir dan selalu menghindar dari saya,” kata mantan juara itu membuka pembicaraan. “Usia saya kala itu masih sekitar 17 atau 18 tahun dan selalu terlibat masalah hingga berulang kali masuk hotel prodeo,” lanjutnya. “Orang lain lebih terlihat takut kepada saya. Di depan mereka terlihat tunduk, akan tetapi di belakang mereka sangat membenci dan hanya menganggap saya sebagai sampah masyarakat.”

Dialah sang legenda hidup tinju profesional Indonesia, Soleh Sundava dari Bandung, Jawa Barat. Mantan juara kelas bulu ini pada masanya sangat disegani lawan. Kebulatan tekadnya untuk mengubah image buruk yang selama ini melekat pada dirinya memacu untuk membuktikan bahwa dia tidak seperti apa yang selama ini dipikirkan orang.

ARYO SULKHAN DAN SOLEH SUNDAVA

Aryo dan Soleh Foto: Ronde Aktual

“Kebetulan saat itu saya sering bertanya-tanya pada saat sering melakukan tindak kriminal dan terlibat perkelahian, kenapa saya tidak menekuni tinju saja? Begitu yang ada dalam pikiran saya ketika itu.”

Dia merasa bahwa orang lain pasti tidak akan lagi menganggapnya sebagai sampah masyarakat apabila dia memiliki prestasi yang membanggakan. Soleh Sundava kemudian benar-benar membulatkan tekad untuk mengejar prestasi dalam olahraga tinju.

Dengan kemauan keras, akhirnya Soleh mampu menjadi juara Indonesia dan di puncak karirnya dia berhasil menjadi juara PABA di kelas bulu dengan memukul KO petinju asal Korea Selatan Yong WoOn Park pada ronde 5.

Baca juga:  Anak dan HIV-AIDS

Sejak itulah penilaian orang terhadap dirinya berbalik 180 derajat. Semula orang-orang yang sering kali menganggapnya sebagai ‘biang kerok’ berubah menganggap dia sebagai olahragawan yang berprestasi. Soleh mulai diidolakan oleh penggemar tinju di seluruh Indonesia. Setiap kali muncul di layar televisi, semua orang dipastikan akan duduk dan menyaksikan kiprahnya dalam membantai lawan-lawannya di atas ring.

Waktu terus berlalu, Soleh kemudian memutuskan gantung sarung tinju pada 2004. Dia merasa sudah cukup untuk membuktikan segalanya. Kini Soleh menikmati hidupnya dengan tetap berkiprah dalam dunia olahraga dan melatih petinju-petinju muda. Soleh juga membantu sesama dengan terlibat di organisasi nirlaba Rumah Cemara di Kota Bandung. Dia bersama dengan tim di organisasi tersebut memberikan bimbingan dan motivasi kepada para konsumen narkoba dan orang-orang yang dipinggirkan di masyarakat, berusaha membantu mereka agar bisa kembali hidup bermasyarakat serta berprestasi di bidangnya masing-masing.

Luar biasa.

Redaksi

The author Redaksi

Tim pengelola media dan data Rumah Cemara

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.