close
FeaturedLayanan

Timnas HWC 2017 Manfaatkan Masa Adaptasinya ke Oslo Vinterpark

Popong
Syaiful Azmi berpose membelakangi Oslo Vinterpark yang didirikan 1933 (Foto: Djuli Pamungkas)

Oslo, Media & Data RC (28/8) – Walau Homeless World Cup (HWC) ke-15 baru resmi dibuka besok (29/8), namun Timnas Sepak Bola Jalanan Indonesia sudah tiba di kota tempat penyelenggaraan event tahunan tersebut sejak Sabtu pagi, 26 Agustus 2017.

Pesawat berangkat dari Bandar Udara (Bandara) Sukarno-Hatta tepat pukul 18:15 waktu Jakarta, 25 Agustus 2017 membawa rombongan Timnas HWC 2017 ke Doha, Hamad International Airport Qatar. Di Doha, rombongan harus menunggu sekitar 1 jam 45 menit sebelum menaiki pesawat ke Oslo.

Pesawat yang membawa Timnas HWC 2017 dari Doha, mendarat di Oslo, Gardermoen Airport Norway pukul 7 lewat 10 menit. 4 staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia yang berkantor di Oslo sudah menunggu kedatangan rombongan termasuk di dalamnya terdapat 2 staf Kementerian Pemuda dan Olahraga RI yang berangkat bersama delegasi dari Indonesia.

Tim Sepak Bola Jalanan Indonesia Mendarat di Oslo untuk HWC ke-15 (Foto: Djuli Pamungkas)

Masih ada waktu sekitar 6 jam sebelum penginapan yang dipesan Yana “Jimi” Suryana, Manajer Timnas HWC 2017, bisa memberikan rombongan ruang-ruang untuk singgah beserta fasilitas istirahat yang telah dipesan. Umumnya penginapan atau hotel baru bisa menerima tamunya untuk masuk ke kamar (check in) pada pukul 13:00 setelah pihak manajemen memastikan kesiapan ruangan tersebut pasca ketiadaan masalah atas keluarnya tamu terdahulu dari kamar tersebut (check out).

Untungnya Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya (PF PSB) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia yang akrab disapa Dilla, beserta kolega-koleganya nampak sigap menghadapi ‘krisis’ seperti ini. Setelah semua koper dan tas masuk ke 3 mobil yang disediakan KBRI pagi itu, kami pun bergerak menuju sebuah dataran tinggi. Kami pasrah akan kemungkinan suhu udara yang lebih dingin yang akan kami hadapi di atas sana.

Baca juga:  Kreativitas dalam Semesta Hukum Pidana Baru

Berangkat lebih awal memang disepakati Timnas HWC 2017. Sabrun Hanapi (45), Pelatih Tim Nasional Sepak Bola Jalanan Indonesia yang berangkat ke HWC 2017, mengutarakan alasannya, “Kami sengaja berangkat empat hari sebelum hari H supaya para pemain kita bisa menyesuaikan diri dengan cuaca dan lingkungan tempat pertandingan digelar.”

Memahami harapan Sabrun agar anak-anak didiknya bisa beradaptasi terlebih dulu dengan lingkungan dan cuaca Oslo, Dilla pun nampaknya ingin berkontribusi agar tim olahraga asal negeri tercintanya memiliki kondisi prima sesuai arahan yang telah ia dengar dari sang pelatih. Dipimpinnya konvoi 3 mobil yang berisi rombongan Timnas HWC 2017 ke arah perbukitan Oslo, tepatnya menuju Tryvann Oslo Vinterpark.

Sesampainya di area parkir, rombongan pun berhamburan, ada yang jalan santai menahan dingin, ada pula yang lari ke puncak bukit. Motifnya sama. Apalagi kalau bukan untuk berswafoto?

Pinsa Prahadian berlari ke puncak Oslo Vinter Park (Foto: Djuli Pamungkas)

Pemandangannya memang mengagumkan di samping terdapat sejumlah artefak yang menunjukkan kalau kawasan ini adalah area berski yang jika di musim panas seperti sekarang digunakan oleh pemain yang menggunakan ski dengan roda. Namun saat winter, area ini dipenuhi pemain ski dari pelosok Norwegia bahkan dari negara-negara tetangga seperti Denmark atau Swedia untuk unjuk kebolehan, juga untuk mencari teman.

Kalau boleh jujur, lanskap seperti di Tryvann Oslo Vinterpark saat tidak bersalju juga bisa kita temukan di puncak-puncak bukit hasil pendakian dari Perumahan Dago Resort atau Kampung Cileuweung, Cimenyan, Bandung misalnya. Jika Anda berswafoto di tempat seperti itu, pasti yang Anda incar adalah pemandangan di bawah yang menunjukkan kalau Anda berada di puncak dan bisa melihat pemandangan sekeliling di bawah Anda. Correct me if I’m wrong!

Foto kiri: Cimenyan Bandung; Foto kanan: Oslo Vinterpark (Foto koleksi pribadi)

Namun saat bersalju, area ini padat dikunjungi orang-orang yang ingin bermain ski, baik dari yang baru mau akan belajar, sampai yang sudah mahir. Tryvann Oslo Vinterpark merupakan surga bagi pemain ski, tua-muda, pria-wanita, buruh-majikan, mereka sengaja datang ke sini untuk wisata ski. Mungkin tempat ini adalah tempat tujuan wisata layaknya Dunia Fantasi di Jakarta saat musim liburan sekolah antara Juni dan Juli.

Baca juga:  Menlu RI Tegaskan, Persiapan Indonesia Sudah Matang untuk Menyampaikan Laporan dalam Mekanisme UPR Dewan HAM PBB

Tryvann Oslo Vinterpark hanya berjarak 40 menit dari pusat kota dilengkapi transportasi bawah tanah serta merupakan tempat ski terbesar di wilayah Oslo. Ketinggiannya 531 meter di atas permukaan laut. Arena ini menawarkan berbagai tantangan di antaranya 18 jalur menurun dan sebuah lompatan 381 meter vertikal. Area ini memiliki 11 elevator, 2 di antaranya berkursi 4 dan terdapat 1 yang baru berkursi 6 yang merupakan elevator kursi ekspres.

Sepertinya kalau untuk beradaptasi dengan cuaca dan lingkungan setempat, kunjungan ke Oslo Vinterpark ini sudah sangat cukup. Buktinya, sepulang dari puncak bukit ini, Timnas HWC 2017 langsung ‘tumbang’, tentunya setelah menyantap nasi, udang asam manis, beserta daging olahan entah bernama apa tapi bercita rasa Nusantara.******

Patri Handoyo

The author Patri Handoyo

Pencinta makhluk hidup. Berkesenian selama hayat masih dikandung badan. Peneliti partikelir dan pelaku pendidikan alternatif.

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.