close
HWC
Foto: Prima Prakasa

Setelah vakum karena pandemi Covid-19 melanda dunia, Homeless World Cup (HWC) kembali digelar tahun ini. Bertempat di  Sacramento, Amerika Serikat, HWC 2023 akan berlangsung pada 8 – 15 Juli 2023. Perhelatan HWC tahun ini sekaligus menjadi momen perayaan ke-20 tahun turnamen sepak bola jalanan ini. HWC sendiri pertama kali digelar pada 2003 di Graz, Austria.

Turnamen Homeless World Cup sejatinya mengemban misi memperbaiki permasalahan sosial terkait ketunawismaan, termasuk di dalamnya konsumsi dan ketergantungan narkotika, HIV-AIDS, kemiskinan, dan kurangnya akses kepada pendidikan. Dengan kata lain, kejuaraan dunia street soccer ini ditujukan bagi kelompok yang termarginalkan dari berbagai negara, untuk bertemu dan menjalin pertemanan. HWC bukan sekadar kejuaraan dunia sepak bola yang bertujuan meraih gelar juara. Seorang pemain hanya diberi satu kali kesempatan seumur hidupnya untuk membela negaranya dalam HWC.

Pada HWC 2023, Indonesia akan kembali diwakili tim nasional hasil seleksi Rumah Cemara selaku national organizer HWC di Indonesia. Keikutsertaan Indonesia dalam HWC kali ini menjadi upaya Rumah Cemara untuk selalu hadir dalam turnamen sepak bola dunia ini sejak 2011 saat berlangsung di Paris, Prancis.

Untuk mengetahui bagaimana seluk-beluk keikutsertaan Timnas Indonesia dalam HWC, kami sajikan dalam highlight berikut ini.

HWC 2011 Paris (Prancis)

Sejak 2009 sebenarnya Rumah Cemara sudah mendapat undangan mengikuti kejuaraan dunia street soccer ini. Terkendala masalah pendanaan, Rumah Cemara gagal mengirimkan tim ke HWC 2010 yang berlangsung di Rio de Jenairo, Brasil. Barulah pada HWC 2011 di Paris, Prancis untuk pertama kalinya Indonesia berpartisipasi dalam gelaran HWC setelah Rumah Cemara berhasil menghimpun dana dari berbagai sumber.

Momen HWC 2011 juga diwarnai dengan peristiwa menarik. Salah seorang pendiri Rumah Cemara yang juga menjadi anggota timnas, Ginan Koesmayadi, menunaikan nazarnya berjalan kaki dari Bandung ke Jakarta sejauh sekitar 187 km. Nazar tersebut dilakukan sebagai bentuk syukur karena Rumah Cemara akhirnya dapat memberangkatkan tim untuk mengikuti kejuaraan dunia Homeless World Cup.

Baca juga:  Koalisi Masyarakat Sipil Sengketakan Informasi Pemerintah yang Mendasari Penolakan Ganja untuk Pengobatan

Dalam debutnya ini, Timnas Indonesia meraih peringkat ke-6 dunia. Prestasi Indonesia di ajang street soccer ini cukup membanggakan karena selain satu-satunya wakil Asia di perempatfinal, Indonesia juga mendapatkan trofi dengan titel Tim Pendatang Baru Terbaik. Salah seorang pemain Indonesia, Ginan Koesmayadi, juga dinobatkan sebagai pemain terbaik.

HWC 2012 Mexico City (Meksiko)

Indonesia mencatat prestasi terbaik sepanjang mengikuti gelaran HWC pada tahun 2012 ini dengan menempati posisi keempat. Peringkat ke-4 diraih Timnas Indonesia setelah gagal menaklukan Brasil dengan skor 2-6 di di Lapangan 1 Plaza de la Constitucion Zocala, Mexico City. Meski demikian, Indonesia memperoleh gelar bergengsi dengan menyabet penghargaan pelatih terbaik.

Sebelumnya, Timnas Indonesia nyaris tak bisa berangkat ke ajang HWC 2012 karena masalah dana. Berbagai upaya dilakukan. Selain mengajukan proposal ke beberapa instansi pemerintah dan swasta, Rumah Cemara juga meluncurkan program #1000untuk1mimpi untuk menggalang donasi. Upaya ini membuahkan hasil.

HWC 2013 Poznan (Polandia)

Indonesia finish pada posisi kedelapan Homeless World Cup 2013 di Poznan, Polandia. Pada turnamen yang berlangsung 10-18 Agustus 2013 itu, timnas takluk adu penalti dari Rumania.

Meski hasil ini lebih buruk dibanding sebelumnya, namun sejak awal trofi bukanlah incaran utama tim Indonesia di Homeless World Cup. Bagaimana pun, misi Rumah Cemara memberangkatkan timnas mengikuti HWC adalah menyediakan kesempatan bagi anggota tim untuk melakukan perubahan dalam hidupnya.

Baca juga:  Rumah Cemara mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 H

HWC 2014 Santiago (Chile)

Meskipun berhasil mengalahkan sejumlah tim raksasa sepakbola seperti Prancis dan Jerman, Indonesia harus puas berada di peringkat ke-10 dalam kompetisi HWC 2014 yang dihelat di Santiago, Chile. Sebelumnya, Indonesia tidak berhasil masuk ke-8 Besar sehingga hanya melanjutkan ke fase Ejercito De Chile Cup, satu tingkat dibawah Homeless Cup sebagai piala utama.

Raihan lain yang diperoleh Timnas adalah gelar pemain terbaik putra yang diperoleh Swananda Pradika, sang kapten tim nasional.

HWC 2015 Amsterdam (Belanda)

Dalam kompetisi HWC 2015 di Amsterdam, Belanda, Timnas memenangi kompetisi Amsterdam Cup setelah mengalahkan Norwegia. Sebelumnya, Timnas Indonesia memang gagal menembus babak ketiga HWC 2015 sebab hanya finis di posisi kelima babak kedua Grup A HWC 2015. Sebagai informasi, untuk kategori pria, ada enam jenis kompetisi yang dihelat dalam HWC 2015, yakni Homeless World Cup, Salvation Army Cup, Amsterdam Cup, Life Goals Cup, Sportsgen Cup, dan Inspiring Networking Trophy.

HWC 2016 Glasgow (Skotlandia)

Dalam ajang HWC 2016, Indonesia berhasil menduduki posisi ketujuh dunia dari 52 negara yang digelar di Glasgow, Skotlandia, 10-16 Juli 2016. Salah satu catatan menarik dari perhelatan HWC 2016 adalah salah satu pemain Timnas HWC Indonesia, Eman Sulaeman, menyabet penghargaan sebagai kiper terbaik.

Eman Sulaeman mendapat banyak sorotan dari publik di dalam maupun luar negeri. Ia adalah seorang difabel yang hanya memiliki satu kaki. Penampilannya yang impresif menjaga gawang Indonesia di tengah keterbatasan fisiknya mendapat apresiasi dari banyak pihak, termasuk media internasional. Ia layak mendapatkan penghargaan sebagai kiper terbaik HWC 2016.

Baca juga:  Cerita di Balik Homeless World Cup Meksiko 2012

HWC 2017 Oslo (Norwegia)

Indonesia berhasil meraih peringkat kelima dalam ajang Homeless World Cup 2017 yang dihelat di Oslo, Norwegia. Berlaga melawan Portugal dalam perebutan peringkat kelima di City Hall, Oslo, Timnas Indonesia meraih kemenangan dengan skor 6-5. Semangat para pemain meningkat saat sejumlah suporter orang Indonesia yang tinggal di sana datang menonton ke City Hall. Salah satu yang hadir adalah duta besar Indonesia untuk Norwegia, Yuwono A. Putranto.

HWC 2018 Mexico City (Meksiko)

Untuk kedua kalinya, HWC digelar di Meksiko. Dalam perhelatan ini, tim Indonesia menempati posisi ke-10 klasemen akhir . Meski demikian, Indonesia berhak membawa pulang Richard Ishmail Fair Play Award atau Piala Fair Play. Penggagas sekaligus Presiden HWC, Mel Young langsung menyerahkan piala itu kepada tim Indonesia.

Sepanjang keikutsertaan Indonesia dalam HWC sejak 2011, belum pernah Timnas mendapatkan penghargaan tersebut. Dalam HWC 2018 ini, tim Indonesia tidak pernah mendapatkan kartu dan tidak pernah protes ke wasit saat pertandingan.

HWC 2019 Cardiff (Inggris)

Dalam HWC 2019 ini, timnas Indonesia meraih posisi ke-20 dari 44 negara peserta. Peringkat ini memang jauh merosot dari ajang-ajang HWC sebelumnya. Meski demikian, timnas Indonesia tetap memiliki citra tersendiri sebagai tim yang selalu dinantikan penampilannya oleh pemain negara lain, ofisial pertandingan, hingga panitia HWC sendiri. Timnas Indonesia untuk HWC setiap tahunnya berhasil menanamkan citra sebagai tim dengan karakter menarik.

HWC 2023 Sacramento (Amerika Serikat) Kita akan menantikan bagaimana perjuangan para pemain street soccer besutan Rumah Cemara. HWC bukan sekadar kompetisi sepak bola untuk meraih juara, melainkan ajang olah raga dengan misi sosial kemanusiaan.

Tags : Homeless World CupHWCHWC2023sepak bola
Redaksi

The author Redaksi

Tim pengelola media dan data Rumah Cemara

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.