Kebijakan narkotika di Indonesia memang menarik buat diperbincangkan. Teropong yang dipilih bisa apa saja. Kali ini kami melihatnya lewat beberapa aspek seperti kesehatan, ekonomi, hingga politik.
Kebijakan narkotika di Indonesia memang menarik buat diperbincangkan. Teropong yang dipilih bisa apa saja. Kali ini kami melihatnya lewat beberapa aspek seperti kesehatan, ekonomi, hingga politik.
Tidak hanya mengancam dan mencederai kemerdekaan pers, namun juga berbahaya bagi demokrasi, kebebasan beragama dan berkeyakinan, serta pemberantasan korupsi.
Mungkin mengakhiri hidup adalah pilihan terbaik. Itulah yang pernah terlintas di pikiran Umar (22), seorang pengidap HIV yang mengalami diskriminasi. Bukan status medis positif HIV yang membuatnya hancur. Namun ia dikucilkan dan dipecat dari tempat kerjanya, karena mengidap HIV.
Diskriminasi yang terus mendera para pengidap HIV tanpa disadari dapat menciptakan permasalahan baru, yaitu mempercepat penyebaran kasus HIV. Epidemi yang masih terus berjalan ini menciptakan pertanyaan, sejauh mana penanganannya saat ini? Sayangnya, salah satu hambatan terbesar dari penanganan HIV adalah stigma yang terus menyelimuti penyintas dengan rapi. Krisis kesehatan yang seharusnya ditangani secara medis ini dipandang sebagai krisis moralitas.
Obat yang akan kami ulas kali ini, zat aktifnya alami, berasal dari tanaman candu alias opium poppy. Nama obatnya kodein. Tersedia dalam bentuk tablet, sirup, cairan suntik, bahkan mungkin puyer, kodein sudah lama diresepkan oleh banyak dokter dan tabib untuk mengobati batuk, diare, dan seperti turunan opium alkaloid (opioid) lainnya, ia juga dimanfaatkan sebagai pereda nyeri.
Kali ini kami mengulas soal seniman. Bukan sembarang seniman, tapi yang kematiannya kerap dihubungkan dengan overdosis. Yang paling banyak kami tahu memang musisi, setidaknya sejak zaman Generasi Bunga (1960-an) sampai sekarang.
Saat saya ditanya, album Red Hot Chili Peppers (RHCP) apa yang paling saya suka, dengan pasti saya jawab, Blood Sugar Sex Magik (1991) ketimbang misalnya Californication (1999). Susunan pemainnya sama. Bedanya, John Frusciante, sang gitaris pada 1999 baru keluar program rehab akibat ketagihan heroin. Membandingkan kedua album itu akan terasa permainan gitar John saat berada dalam pengaruh dan yang tanpa pengaruh zat psikoaktif.