close
FeaturedLayanan

Terima Info Soal Covid-19? Cek Dulu Faktanya

000_1x14sy
Ilustrasi: Factcheck.afp.com/

Covid-19 terus mewabah di dunia. Temuan kasusnya terus melonjak seiring makin massalnya deteksi melalui tes usap atau swab test. Di Indonesia, provinsi DKI Jakarta dan beberapa kota penyangganya kembali melakukan pembatasan aktivitas yang cukup ketat alias PSBB.

Di tengah situasi seperti sekarang, informasi yang tepat menjadi kunci penting bagi kita dalam menjalani hidup sehari-hari. Kita semua membutuhkan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai panduan terkait covid-19. Semenjak virus corona mulai menyebar, berbagai informasi pun menyebar deras di zaman digital seperti sekarang. Sayangnya,  tidak semua informasi itu benar. Tidak sedikit malahan yang tergolong informasi sesat, keliru, alias hoaks.

Hingga awal Agustus lalu saja, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyatakan telah mendeteksi 1.016 isu hoaks soal covid-19 yang tersebar di berbagai platform, terutama media sosial. Sebagian di antaranya berkaitan dengan isu pencegahan dan pengobatan covid-19. Untuk itu, kita perlu lebih kritis saat menerima informasi. Pastikan bahwa informasi yang kita terima berasal dari sumber yang jelas dan kredibel.

Mengutip berbagai sumber, berikut ini segelintir informasi keliru alias hoax seputar cara mencegah atau mengobati covid-19 yang pernah beredar di tengah kita:

Mengonsumsi Pisang Dalam Sehari Membuat Virus Korona Pergi

Pada awal covid-19 terdeteksi di Indonesia, beredar unggahan video yang cukup viral di Twitter dengan caption “Have a banana a day, keep corona virus away”. Unggahan itu beredar pada 15 Maret 2020. Setelah ditelusuri, klaim dalam video tersebut tidak benar. Video itu merupakan rekayasa dari beberapa potongan video yang digabungkan. Buah pisang memang punya banyak manfaat bagi kita, tetapi belum ada penelitian yang menyebutkan buah pisang bisa menangkal covid-19.

Baca juga:  Film-Film tentang Wabah Penyakit akibat Virus
Teknik Tahan Napas untuk Deteksi Covid-19

Beberapa minggu lalu, melalui aplikasi pesan WhatsApp beredar video yang menyebutkan teknik menahan napas untuk membuktikan seseorang bebas dari covid-19 atau tidak. Video berdurasi 45 detik itu disertai caption “Jika Anda dapat menahan napas hingga titik merah berpindah dari A ke B, Anda saat ini bebas covid-19. Tes sederhana. Versi uji coba gratis tanpa biaya. Membantu menyelamatkan hidup”.

Dilansir dari factcheck.afp.com, WHO mengatakan teknik dalam video itu tidak menyatakan seseorang mengidap covid-19. Untuk mendiagnosis virus korona, masyarakat dianjurkan melakukan tes PCR yang sudah diakreditasi oleh WHO. Hasil tes tersebut akurat dan terpercaya, serta dapat diketahui dalam waktu kurang dari 12 jam sejak sampel diterima.

Minum Banyak Air dan Berkumur dengan Air Hangat, Garam, atau Cuka dapat Hilangkan Virus Corona Saat di Tenggorokan

Pesan ini pernah beredar melalui aplikasi pesan WhatsApp. Namun informasi tersebut keliru dan tidak tepat. Berkumur beberapa kombinasi air hangat, garam, dan cuka telah lama digunakan sebagai cara menghilangkan gejala yang berhubungan dengan pilek dan flu, seperti sakit tenggorokan, namun tidak ada bukti bahwa hal itu dapat membantu menangkal atau mengusir infeksi covid-19.

WHO juga menjelaskan bahwa minum air dapat membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi, namun bukan berarti dapat mencegah infeksi virus korona.

Vaksin yang Ampuh Darahnya Orang Gila. Selama Covid-19, Orang Gila Sampai Sekarang tidak Pernah Kena Covid-19

Informasi aneh ini sempat beredar melalui sebuah akun Facebook berisi klaim yang menyebutkan bahwa vaksin yang ampuh adalah darahnya orang gila. Sebab, selama pandemi ada sampai sekarang tidak pernah ada orang gila yang terkena covid-19.

Baca juga:  Narkopolitik: Memang Ada?

Namun faktanya, sejumlah media pernah memberitakan bahwa orang dengan gangguan jiwa di beberapa tempat terdeteksi positif korona, seperti terjadi di Surabaya, Jakarta, atau di Kabupaten Kampar, Riau.

Campuran Air Kelapa Muda, Jeruk Nipis, dan Garam Dapat Mematikan Virus Corona

Sekitar akhir Agustus lalu, beredar informasi sesat ini melalui sebuah akun Facebook yang mengunggah narasi bahwa campuran air kelapa, air perasan jeruk nipis, dan garam dapat menghilangkan virus covid-19 dalam waktu satu jam setelah diminum. 

Informasi itu menyesatkan. Campuran air kelapa muda, jeruk nipis, dan garam memang dapat membuat tubuh kita kuat melawan virus. Namun, dia bukan obat, yang secara spesifik berguna untuk melawan suatu penyakit

Mengonsumsi Telur Rebus saat Tengah Malam dapat Menangkal Covid-19

Informasi nyeleneh ini beredar melalui aplikasi Facebook dengan foto berisikan screenshot suatu pesan berantai dalam WhatsApp. Isinya tentang klaim bahwa makan telur rebus pada malam hari dapat menjadi obat covid-19 dan esoknya sudah tidak berkhasiat lagi.

Telur rebus memang memiliki banyak kandungan gizi, tetapi tidak ada penelitian yang menyebutkan bahwa telur rebus dapat menangkal covid-19.  Informasi ini jelas menyesatkan.

Pemakaian Masker: Untuk Orang Sakit, Sisi Hijau di Sebelah Luar dan Untuk Orang Sehat, Sisi Hijau di Sebelah Dalam

Beredar video yang menunjukkan seorang pria menjelaskan tentang cara menggunakan masker kesehatan yang viral di media sosial. Ia menjelaskan masker digunakan berdasarkan kondisi kesehatan si pemakai. Jika pemakai sakit, maka bagian berwarna putih harus berada di dalam, jika sehat yang putih di luar (dibalik). Katanya, lapisan putih itu merupakan filter yang dapat mencegah virus masuk atau menyebar.

Baca juga:  Menekan Stigma LGBT dengan Berbaur di Masyarakat

Video itu sebenarnya muncul sejak awal Februari 2020, sebelum covid-19 terdeteksi di Indonesia. Informasi dalam video itu dinyatakan salah. Kalangan medis menegaskan bahwa bagian yang berwarna hijau harus berada di luar dengan lipatan mengarah ke bawah dan bagian yang keras (besi) berada di atas supaya membentuk hidung/ rapat untuk mencegah efek kebocoran lebih kecil.

Jadi, penggunaan masker tidak bisa dibalik, yang berwarna harus tetap di luar. Bagian putih dari masker dibuat lebih lembut untuk kenyamanan kulit. Bagian hijau masker dibuat berlipat ke bawah agar tidak ada debu/ partikel yang menyangkut saat dipakai.

Beberapa hal di atas hanya segelintir dari berlimpahnya informasi yang keliru dan sesat berkaitan dengan pencegahan atau pengobatan covid-19. Di luar itu, ada banyak sekali informasi lain mengenai perkembangan wabah penyakit ini, yang dikategorikan sebagai berita hoaks. Mulai dari yang nyerempet-nyerempet politik, hingga yang berbau SARA.

Yang pasti, kita perlu lebih kritis dalam menyerap informasi yang beredar. Gunakan sejumlah sumber berita yang memang kredibel atau memiliki kewenangan dalam hal Covid-19 sebagai panduan informasi. Kita bisa cek fakta atau kebenaran sebuah informasi melalui situs resmi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di https://covid19.go.id/ atau situs https://www.kominfo.go.id/

Tri Irwanda

The author Tri Irwanda

Praktisi komunikasi. Mulai menekuni isu HIV dan AIDS ketika bekerja di KPA Provinsi Jawa Barat. Punya kebiasaan mendengarkan lagu The Who, “Baba O’Riley”, saat memulai hari dengan secangkir kopi.

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.