close
89742_54_news_hub_85745_656x500
Ilustrasi orang kurus (Foto: Newstalk)

Salam Rumah Cemara,

Pertama-tama, izinkan saya berterima kasih pada Rumah Cemara karena bisa mencerdaskan saya untuk tahu tentang HIV-AIDS. Tadinya saya anggap HIV-AIDS adalah azab.

Mulai 2019, Rumah Cemara memuat rubrik tanya-jawab seputar HIV-AIDS, narkoba, dan isu-isu lain yang dikerjakan oleh Rumah Cemara. Pertanyaan akan dijawab oleh tenaga yang kompeten di bidangnya. Bagi yang ingin mengetahui secara lebih dalam mengenai isu-isu tersebut, silakan ajukan melalui email: admin@rumahcemara.or.id, (khusus sosial media sebaikya pertanyaan melalui private message) Facebook: rumahcemara.or.id, Twitter: @RumahCemara, dan Instagram: @rumah_cemara. Akan ada kejutan dari Rumah Cemara bagi yang pertanyaannya dimuat di sini!

Saya tinggal di Kepulauan Seribu, Jakarta. Di sini, informasi tentang HIV sangat jarang.  Waktu lebaran kemarin, ada teman yang baru pulang. Dia kerjanya di Batam. Kata tetangga-tetangga, gosipnya dia terkena penyakit HIV-AIDS karena kerjanya jadi cewek penghibur.

Saya perhatikan, memang badannya jadi tambah kurus. Penampilannya juga lebih kusam. Saya pernah liat gambar-gambar orang yang kena AIDS dari temen-temen, badannya kurus banget.

Apakah memang benar ciri-ciri orang yang menderita HIV-AIDS itu kurus dan dekil atau kusam? Semoga Rumah Cemara berkenan menjawab pertanyaan ini supaya saya bisa beri tahukan juga ke teman-teman dekat dan tetangga saya di sini.

Hormat saya,

Dani, Kep. Seribu.

Jawaban

Bro Dani yang baik,

Baca juga:  Episode Lexotan

Terima kasih atas perhatian dan kepedulian Anda. Untuk pertanyaan Bro Dani terkait dengan ciri orang HIV yang kurus dan dekil, jawabannya adalah tidak.

Seseorang yang punya badan kurus tak berarti dirinya mengidap HIV. Karena pada dasarnya, badan kurus itu sendiri dapat terjadi akibat kondisi lain selain HIV.

Badan kurus bisa karena keturunan atau genetik, kurang asupan kalori, hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroksin yang berfungsi dalam metabolisme tubuh), diabetes, tuberkulosis, kanker, dan depresi berat.

Sebagian besar kasus penyakit yang mengakibatkan berat badan turun karena metabolisme tubuh meningkat seperti pada hipertiroidisme yang telah disebut di atas. Biasanya diawali dengan gejala demam yang hilang timbul serta badan berkeringat di malam hari.

Apalagi bila teman Anda tidak memiliki riwayat perilaku yang berisiko tertular HIV, maka kemungkinan dia tidak mengidap HIV. Perilaku berisiko itu antara lain berhubungan seks tanpa kondom, berhubungan intim dengan pasangan yang sudah terinfeksi virus HIV, atau menggunakan alat suntik bekas yang sudah tercemar HIV, biasanya untuk konsumsi narkoba.

Seorang yang terinfeksi HIV dapat menurun berat badannya pada tahap 2 sampai dengan tahap 4 dari perkembangan HIV di dalam tubuh.

Gejala lain yang menyertai tahap-tahap tadi seperti, infeksi saluran napas atas yang sering kambuh, gatal pada kulit, peradangan pada mulut, atau infeksi jamur pada kuku dan jari.

Baca juga:  Arini, Ibu Rumah Tangga yang Bangkit Meski Positif HIV

Tahap 4 perkembangan HIV dalam tubuh biasa disebut dengan AIDS. Gejala yang muncul adalah pertama, HIV wasting syndrome di mana penderita akan mengalami badan kurus kering dan tidak bertenaga. Kedua, muncul infeksi oportunistik (infeksi yang berkesempatan menyerang karena sistem kekebalan tubuh sudah digerogoti HIV) yang berat seperti infeksi paru-paru, sesak napas, nyeri kepala hebat dan menetap, atau luka di alat kelamin dan anus.

Perlu diingat, tidak semua orang yang terinfeksi HIV jatuh pada kondisi AIDS. Ini bergantung pada penanganan dan perawatan yang tepat serta pola hidup yang baik.

Coba Anda browsing mengenai Magic Johnson, seorang atlet basket Amerika legendaris yang tubuhnya besar dan masing sanggup beraktivitas dan berkarya padahal mengidap HIV.

Satu-satunya cara untuk meyakinkan teman Anda mengidap HIV atau tidak adalah dengan pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini mendeteksi adanya virus HIV dalam darah. Ini bisa dilakukan di puskesmas, RS, maupun laboratorium swasta setelah melalui konseling dan pemeriksaan sukarela.

Bila sudah punya cukup informasi seputar HIV dan penanganannya, sekarang tes HIV bisa dilakukan secara mandiri. Alat tesnya bisa dibeli secara online. Ini bisa mengurangi perasaan segan dan malu untuk bertemu petugas laboratorium. Namun tetap, terutama bila hasilnya positif, Anda harus datang ke layanan kesehatan untuk konfirmasi hasil tes dan mendapatkan layanan yang dibutuhkan seperti pengobatan.

Baca juga:  Eksklusivitas Penanggulangan HIV-AIDS

Dekil dan kusam seperti yang Bro Dani lihat dari teman Anda berkaitan dengan kondisi kulit yang dapat dipengaruhi berbagai macam faktor. Salah satunya karena penyakit. Selain itu, pola hidup termasuk asupan makanan, olahraga, waktu istirahat, pemahaman teman Anda tentang kesehatan diri, atau mungkin persepsi teman Anda tentang “diri”-nya.

Pada sebagian kasus depresi, orientasi diri pada penderita menjadi berkurang sehingga penderita tidak memperhatikan tampilan dirinya. Penyebab lain kulit terlihat dekil dan kusam juga karena kondisi geografis, paparan cuaca, kualitas air yang digunakan, dan faktor lingkungan lainnya yang juga berpengaruh pada kondisi kulit.

Yang perlu diingat dan disosialisasikan adalah, hanya pemeriksaan laboratoriumlah yang dapat memastikan seseorang terinfeksi virus HIV.

Terima kasih untuk pertanyaannya.

Bila ada pertanyaan yang lebih mendetail, silakan hubungi kami di admin@rumahcemara.or.id

Don’t judge the book by its cover!

Hendro SpDLP

The author Hendro SpDLP

8 Comments

    1. Sebelum jawab, setidaknya ada tiga bentuk perawatan penyakit. Pertama, perawatan untuk membunuh bakteri, kuman, atau virus (mikroorganisme) penyebab penyakit yang menginfeksi tubuh, misalnya obat mencret. Kedua, perawatan untuk meredakan gejala penyakitnya tapi tidak membunuh mikroorganisme penyebab penyakit, misalnya obat flu untuk meredakan hidung tersumbat atau demam tapi tidak membunuh virus influenzanya. Ketiga, perawatan untuk menekan perkembangbiakan mikroorganisme yang menginfeksi tubuh sehingga penyakitnya tidak bisa terjadi karena kurangnya jumlah mikroorganisme yang menginfeksi tubuh. Sampai sekarang, perawatan HIV baru berada pada bentuk ketiga, yaitu menjaga jumlah virus di tubuh tetap sedikit sehingga tidak mampu menimbulkan penyakit. Obatnya dinamakan antiretroviral, menekan perkembangbiakan virus, yang harus diminum seumur hidup supaya pengidap HIV bisa tetap hidup sehat.

  1. Penyakit HIV hingga kinimasih menjadi PR bagi Indonesia. HIV menyebabkan banyak komplikasi penyakit karena melemahnya sistem imun penderita. Sehingga diperlukan solusi untuk menekan tingginya angka prevalensi & kematian akibat HIV/AIDS. Hal itulah yang menggerakkan mahasiswa UNAIR untuk mengembangkan suatu inovasi terapi antiretroviral anti-HIV yang terbuat dari kapsul. yuk langsung simak di link berikut ini ya, terimakasih : http://news.unair.ac.id/2019/11/20/mahasiswa-vokasi-jadi-juara-gara-gara-gagas-obat-hiv-dan-ciptakan-teh-antikolesterol/

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.