Assalamualaikum. Salam sejahtera,
Saya Setya 35 tahun. Saya dinyatakan HIV pada awal Maret 2017.
Saya bingung dan belum begitu banyak pengetahuan dalam hal pengobatan ARV yang harus dilakukan seumur hidup. Ditambah, saya mendengar pengobatan herbal yang bisa sembuh hanya dalam dua tahun. Banyak yang menawarkan dan menjanjikan kesembuhan setelah konsumsi herbal dan ARV.
Mungkin Rumah Cemara bisa memberi sedikit wawasan tentang hal itu.
Terima kasih dan salam silaturahmi,
Setya – Pajajaran Bandung
Jawaban
Setya yang baik,
Virus HIV berkembang dalam tubuh manusia dengan cara menggunakan sel CD4 (cluster of differentiation 4, protein di sel kekebalan tubuh atau darah putih) sebagai alat untuk memperbanyak diri dan menyebar ke seluruh tubuh. HIV secara bertahap merusak sistem imun dengan menyerang dan membunuh sel CD4 yang berakibat penurunan kekebalan tubuh manusia yang terinfeksi.
Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, namun ada beberapa jenis obat yang dapat memperlambat perkembangbiakan virus. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). Obat ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.
Prinsip pemberian ARV adalah harus menggunakan tiga jenis obat yang harus terserap dan berada dalam dosis yang sesuai dalam darah. Pemerintah Indonesia telah menetapkan panduan yang digunakan dalam pengobatan ARV berdasarkan pada lima aspek, yaitu efektivitas, efek samping/ toksisitas, interaksi obat, kepatuhan, dan harga obat.
Setya yang budiman,
Sebaiknya saat Anda terdeteksi kena HIV, segeralah konsumsi ARV agar perkembangbiakan virus HIV dapat dikendalikan. Penundaan pengobatan akan membuat virus HIV berkembang biak terus dan merusak sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko menjadi AIDS.
Hak setiap orang yang telah diperiksa dan diketahui terinfeksi HIV adalah mendapatkan informasi dan konseling yang benar dan cukup tentang terapi ARV sebelum memulainya. Informasi tersebut berisi semua yang berkaitan dengan HIV, obat dan cara pengobatan, keuntungan pengobatan, efek samping obat, dukungan keluarga, dan lain-lain.
Informasi tersebut sangat penting diketahui sejak awal untuk mempertahankan kepatuhan minum ARV karena harus diminum seumur hidup.
Tanyakan dan diskusikan secara gamblang dengan konselor/ dokter/ tenaga kesehatan, bila Anda masih punya kendala dalam pemahaman ataupun terasa kurang jelas.
Setya yang baik budi,
Pengobatan alternatif mencakup banyak jenis terapi. Tujuan pengobatan alternatif di antaranya bertujuan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, memberikan rasa lebih nyaman akibat dari gejala dan efek samping obat ARV, dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
Obat herbal termasuk salah satu jenis pengobatan alternatif
Langkah terbaik yang dapat dilakukan sebelum memilih pengobatan alternatif adalah dengan mengambil tindakan pencegahan sebelum mencoba sesuatu yang baru. Perlu diingat, bidang pengobatan alternatif untuk perawatan HIV sampai saat ini belum banyak diteliti sesuai standar pengobatan yang baku.
Sebelum memutuskan, bicaralah dengan dokter Anda tentang obat alternatif/ herbal yang ingin Anda coba. Perlu diketahui bahwa beberapa dokter mungkin menyangsikan karena kurangnya bukti tentang efektivitas pengobatan tersebut dan potensi efek samping yang belum diketahui serta interaksi yang akan terjadi dengan perawatan lain. Lalu, periksa besar biaya dalam pengobatan alternatif tersebut.
Terakhir, teliti tawaran terapi alternatif tersebut. Selidiki pelatihan dan pengalaman orang yang menawarkan perawatan. Bicaralah dengan orang lain yang pernah menggunakan jenis terapi yang sama.
Ingatlah bahwa jargon dan gimik “alami”, “obat ajaib”, atau “bisa mengobati berbagai macam penyakit” tidak menjamin keamanan dan kepastian. Carilah studi/ literatur/ penelitian yang mendukung klaim tersebut. Seringkali, kisah sukses pengobatan alternatif hanya didasarkan pada bukti pengalaman individu, bukan berdasarkan data yang dikumpulkan oleh penelitian terkontrol dengan kelompok besar orang.
Setya yang bijaksana,
Demikian penjelasan kami tentang pemilihan antara herbal atau obat ARV.
Silakan hubungi dan kunjungi Rumah Cemara di Jl. Gegerkalong Girang No. 52 Sukasari, Bandung, untuk informasi lebih lanjut.
Assalamualaikum, salam sejahtera, maw tanya sejauh mana seseorang bisa didiagnosis terkena penyskit hiv, mohon penjelasannya. Terima kasih sebelunnya,
Bisa minta no wanya
Selamat malam rumah cemara
Saya sudah positif HIV sejak Desember 2017. Setelah setahun lebih mengkonsumsi ARV yg satu butir… Sekarang dg keterbatasan obat, pihak rumah sakit memberikan obat ARV yg model lama yakni 3 butir sekali minum. Dimana efek sampingnya terlalu berbeda dg yg pertama. mual, lelah dan badan sedikit meriang.
Untuk mual akan myebabkan maag sy kambuh dan akhiry saya minum obat maag 2-3 butir sekaligus, krn klu satu butir tidak ngaruh.
Untuk meriang saya minum paracetamol.
Lelah dan letih saya bawa tidur.
Apakah yg sy lakukan ini wajar atau bgmn.
Untuk konsultasi k dokter saya masih malu.krn status sy sbgi dosen. Untuk obat setiap bln sy hrs kluar kota u mngambilnya guna menghindari pandangan negatif ke saya.
Mohon pecerahannnya rumah cemara
Tinggalkan arv pak , kita cuma buat bahan percobaan . Saya arv 1 bulan trus saya tinggalkan . Saya positif dari tahun 2015 bulan 10 . Hingga sekarang april 2020 gak arv lagi . Saya herbal saja sama bekam
Mas adianto sandi, maaf mas. tau drmn ya arv itu buat percobaan aja ?? saya baru mulai minum arv itu. klw herbal sm bekam satu kali dlm brp waktu mas?? trs kondisi mas skrg gmn??
Saya juga positif hiv mas,nyesel menginggat masalah dulu yg bejat besok saya mau tes lagi.dulu tahun 2013 saya sudah cek tapi saya tdk berobat asyik dgn kerjaan saya malu kepada teman kontraktor yg lain.Semoga kita sehat ya mas
Halo Pak Adianto, obat herbal berupa apa y yg bapak konsumsi?? Pas di diagnosa + smnjak thn 2015 smpai skrg, ada tdk gejala sakit lain yang bapak rasakan?? Mohon infonya ya pak. Trmksh
mas gmn rasae perbedaan minum arv sm herbal.sy hg merasakn arv tdk bnyk mbntu.stlh mnum itu jk tdk org yg kn hiv mlh mkin parah.mash lbh baik minum vitminan n suplemen tiap hri // Mas, bagaimana rasanya, perbedaan minum ARV dengan minum herbal. Saya hingga sekarang merasakan ARV tidak banyak membantu. Setelah minum itu (ARV -red)
jika tidak, orang yang tertular HIV malah makin parah. Masih lebih baik minum vitamin dan suplemen tiap hari.Respons Redaksi
Virus bernama HIV ini memang tidak seperti korona jenis baru penyebab covid-19, yakni masa pembentukan antibodi dan inkubasinya beberapa hari setelah infeksi terjadi (hitungan hari). Gejala-gejala sakit paru-paru pun segera terjadi pada orang yang tertular hingga yang bersangkutan demam, serta yang paling ekstrim mengalami sesak napas dan harus dipasang ventilator.
Yang terjadi pada orang-orang yang tertular HIV seperti Arif ini adalah, mereka ikut terapi dan minum ARV secara rutin sebelum mengalami gejala-gejala akibat menurunnya kekebalan tubuh yang digerogoti virus HIV. Dunia mengenal gejala ini sebagai sindrom (kumpulan gejala penyakit) yang terjadi gegara imun tubuhnya menurun alias acquired immuno-deficiency syndrome (AIDS). Sayangnya obat ARV ini masih terbatas jenisnya, hingga mungkin yang Arif konsumsi menimbulkan efek samping yang memang menyengsarakan di awal masa terapi.
Terapi ARV dilakukan dengan supervisi medis. Yang biasa dilakukan oleh pelayanan medis bila seseorang mengalami efek samping ARV adalah mengganti jenis obatnya. Indonesia cukup beruntung karena Kimia Farma (perusahaan farmasi milik negara [BUMN]) memproduksi, mengimpor, dan mendistribusikan beberapa jenis ARV lini pertama. Jadi, orang yang baru memulai terapi ARV dan mengalami efek samping obat, dokternya meresepkan jenis obat ARV lainnya hingga pasien tidak lagi mengalami efek samping ARV yang menyengsarakan tersebut.
Perlu diketahui juga sejak 2013, WHO merekomendasikan agar pasien yang baru menerima hasil tes HIV positif untuk segera dilakukan pengobatan ARV. Rekomendasi ini berdasarkan bukti-bukti ilmiah dari kajian belasan tahun yang bisa dipertanggungjawabkan, bahwa terapi ARV yang segera dilakukan setelah pasien menunjukkan hasil tes HIV yang positif lebih efektif dari segi biaya perawatan kesehatan ketimbang bila terapi ARV dilakukan saat kekebalan tubuh pasien yang diukur dengan satuan bernama CD4 mencapai angka di bawah 200.
Pasien HIV yang menunggu imun tubuhnya atau CD4 kurang dari 200 mungkin saja mengalami infeksi atau penyakit akibat anjloknya imun tubuh tersebut. Penyakit yang kerap dijumpai pada orang Indonesia di fase ini adalah TBC, toksoplasmosis (radang selaput otak), atau diare. Kalau terapi ARV diberikan saat salah satu atau dua penyakit tersebut terjadi, maka ARV sangat membantu penyembuhannya. Tentu saja pasien merasakan khasiat terapi ARV dan lantas percaya bahwa obat ARV memang manjur.
Berbeda dengan infeksi virus korona yang masa inkubasinya hingga menimbulkan gejala demam dan sesak napas terjadi dalam hitungan hari, infeksi virus HIV sampai ke tahap bergejala atau dikenal sebagai AIDS berlangsung antara lima hingga belasan tahun tergantung metabolisme serta daya tahan tubuh pasien. Kemungkinan besar yang terjadi pada Arif dan sejumlah pasien HIV lainnya adalah HIV belum menggerogoti sistem imun. Sehingga menghentikan terapi ARV tidak memengaruhi kondisi kesehatan pasien dalam waktu dekat.
Celakanya, karena sudah rutin mengonsumsi obat antiperkembangbiakan virus (antiretroviral [ARV]), virus HIV dalam tubuh akan kebal terhadap jenis obat ARV yang sama saat pasien memutuskan untuk kembali menjalani terapi. Maka pemeriksaan medis yang meliputi uji kekebalan virus terhadap obat ARV yang terakhir dikonsumsi menjadi sebuah keharusan.
Tanpa uji kekebalan tersebut (yang dilakukan laboratorium berdasarkan permintaan tenaga medis), pasien tidak akan pernah tahu apakah obat ARV yang terakhir diminum masih bisa menekan perkembangbiakan virus HIV dalam tubuhnya atau tidak. Dalam kondisi demikian, apa yang disampaikan Arif bahwa ia merasakan ARV tidak banyak membantu dan konsumsi suplemen serta vitamin dirasakan lebih baik, pasien hanya dapat membuktikan fakta medis (soal berapa banyak jumlah virus HIV dalam darahnya atau apakah HIV di tubuhnya sudah kebal terhadap obat ARV yang terakhir diminum) bukan perasaannya melalui rangkaian uji laboratorium dalam kerangka perawatan medis.
Untuk pengobatan HIV/AIDS silahkan hubungi WA: 0819-0296-0006
info yang bagus.
Benar teliti dulu jika ingin berobat alternatif untuk mengobati hiv. krn pengobatan hiv tidak hanya mengobati dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh saja apalagi iklan yang mengklaim bisa sembuh tuntas dalam waktu singkat. pandai pandailah memilih metode pengobatan alternatif HIV
Mksdnya apa ya,,,klw alternatif caranya pak
Tanggal 1o saya ikut donor darah, tanggal 12 sept saya di telpon dan dinyatakan saya hiv positive. Kemana saya harus test hiv tapi bisa jaga privacy saya.. Terima kasih.
Seharusnya semua tempat melakukan tes HIV akan menjaga privacy anda
Ke klinik specialis kelamin aja gan,,,,sy juga sudah tes yg pertama negatif dan sedang ikut test darah yg lebih akurat lewat DNA mudah2an negatif juga,,salam sehat gan
dari redaksi se baiknya dibuatkan grup WA atau telegram….
Saya minum obat ARV 1 butir jam 9 malam saja dan efeknya terasa jam 12 malam pusing, apa pusingnya seharian gini? Maaf saya baru pertama minum ARV .
Ka bisa mnta wanya atau bisa wa saya untuk sharing” 081284347172
Silakan hubungi kami +62-22-201-1550 Senin-Jumat, pukul 10:00-16:00
Untuk konsultasi mengenai apa nih mas
Maaf responsnya lambat. Untuk konsultasi soal pengobatan HIV dengan terapi obat antiretroviral (ARV). Sekali lagi saya sampaikan, hubungi kami di 022 201 1550, Senin hingga Jumat pukul 10:00 hingga 16:00 bila kamu ingin berkonsultasi lebih pribadi seputar HIV dan infeksi menular seksual. Di nomor tersebut kamu juga bisa mengajukan pertanyaan seputar kesehatan reproduksi serta konsumsi narkoba.
Konsultasi di nomor tersebut tentu akan ditanggapi saat itu juga ketimbang pertanyaan yang diajukan melalui situs ini maupun media sosial Rumah Cemara lainnnya (Instagram, Twitter, atau Facebook). Hingga saat ini, kami terus memperbaiki diri agar pertanyaan-pertanyaan di media kami tersebut dapat direspons secara cepat. Mohon maklum!
Buat kamu yang sudah pernah mendapati hasil tes positif HIV dan terutama sudah memulai terapi ARV, saya kira pertanyaan Setya yang dijawab oleh Dokter Hendro sudah sangat jelas, bahwa pengobatan herbal, alternatif, atau apapun sebutannya belum pernah diuji secara terkontrol dengan melibatkan ribuan pasien.
Kisah keberhasilan segelintir orang kerap dicantumkan dalam iklan pengobatan alternatif sehingga mungkin nampak meyakinkan. Tapi perlu diingat lagi kalau kamu tertarik ikutan pengobatan jenis ini, carilah penyedia jasa pengobatan alternatif, herbal, alami, bahkan diklaim sesuai kaidah agama yang pernah melakukan kajian dengan melibatkan ratusan kliennya. Juga yang tak kalah penting bila kamu tertarik ikut pengobatan jenis ini, jadikan pengobatan alternatif ini sebagai suplemen atau tambahan untuk terapi ARV-mu.
Sudah sangat banyak orang yang saya kenal, karena bosan minum obat bertahun-tahun lalu menghentikan terapi HIV dengan menolak minum obat ARV, sebagian beralih ke pengobatan alternatif. Yang terjadi kemudian, orang-orang yang saya kenal itu mendadak ditempatkan di ICU RS dekat tempat tinggalnya. Beberapa menemui ajal karena AIDS menyerang tubuhnya tanpa disadari saat berhenti minum ARV dan perawatan ICU sudah tidak lagi mampu membantu sistem imun tubuh mereka yang sudah remuk redam digerogoti HIV.
Ke klinik specialis kelamin aja gan,,,,sy juga sudah tes yg pertama negatif dan sedang ikut test darah yg lebih akurat lewat DNA mudah2an negatif juga,,salam sehat gan
Maksudnya gmn ?…
Maaf, saya ingin bertanya untuk pengguna ARV karna saya positif HIV, saya minum ARV untuk efek samping nya hanya Halusinasi saja, yg lain tidak, karna saya minum yg 1 hari 1 butir, nah untuk itu saya berbarengan minum jus atau makanan sayur yg buat untuk meningkatkan CD4 itu lebih di bolehkan atau tidak, di tambah apakah menambah efek samping atau tidak ?
Mohon info, Pak. Kalo boleh tau herbalnya apa, Pak? Karena saya juga ingin mengonsumsi herbal. Ajak, Pak, dan ARV saya ingin dihentikan, Pak. Terima kasih, Pak. Mohon infonya. Terima kasih, Pak!
Hai Kawan,
Setahu saya tidak ada masalah bila minum obat berbarengan dengan jus atau makan buah maupun sayur. Seperti kita ketahui, banyak buah dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin C dan itu baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Berikut daftar sayuran yang banyak mengandung vitamin C: kembang kol, brokoli, cabai, seledri, bayam, dan paprika kuning. Ada pepatah soal sayur dan buah yang menurut sejumlah ahli gizi baik untuk pencernaan kita, “Minumlah jus sayuranmu dan makanlah potongan buahmu!”
Maaf, saya ingin bertanya untuk pengguna ARV karna saya positif HIV, saya minum ARV untuk efek samping nya hanya Halusinasi saja, yg lain tidak, karna saya minum yg 1 hari 1 butir, nah untuk itu saya berbarengan minum jus atau makanan sayur yg buat untuk meningkatkan CD4 itu lebih di bolehkan atau tidak, di tambah apakah menambah efek samping atau tidak ?
Binggung saya. Saya udah 5 tahun HIV tapi blum berani ke dokter….saran nya donk.. mungkin bisa ngobrol-ngobrol ni wa saya 0895347771066. Makasih
Halo mas Somselyzer, maaf mas, mas sdh 5 thn + hiv? tahu drmn mas + klw tdk k Dokter mas??
Atau maksudnya mas smpai skrg blm ada minum obat arv ya??
Saya juga positif hiv mas,nyesel menginggat masalah dulu yg bejat besok saya mau tes lagi.dulu tahun 2013 saya sudah cek tapi saya tdk berobat asyik dgn kerjaan saya malu kepada teman kontraktor yg lain.Semoga kita sehat ya mas
Berarti tahun 2013 mas udh tahu positif HIV?? trs gak minum obat ?? smnjak tahu positif thn 2013 smpai skrg, apa mas tdk merasakan sakit apa2??
minta nmr wa mu mas, saya dinyatan positiv hiv 5 mei 2020 tolong mas saya bingung dokter menyarankan ARV.
ini nmr hp dan wa saya mas 081272606038
Artikel yang menarik dan bermanfaat. Universitas Airlangga, Indonesia menuliskan artikel tentang karakteristik pasien HIV yang menerima terapi antiretroviral. Untuk artikel lebih lengkapnya akan saya bagikan link artikel di bawah ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
http://news.unair.ac.id/2020/07/25/karakteristik-pasien-hiv-yang-menerima-terapi-antiretroviral/