Perkenalkan nama saya Im. Usia saya 32 tahun. Saya didiagnosis positif B20 alias HIV pada 2014. Saya baru menjalani terapi ARV pada 2017. Tapi kemudian kondisi saya masuk fase AIDS pada 2021.
Saya memberanikan diri untuk bertanya ke Rumah Cemara agar bisa kembali sehat dan bisa bekerja kembali. Nah, persoalannya, saat ini saya masih berkutat dengan infeksi oportunistis strabismus dan infeksi menular seksual yang belum bisa saya obati karena biaya.
Pertanyaan saya yang pertama, adakah kemungkinan lain selain tidak teratur dalam terapi ARV yang menyebabkan saya masuk fase AIDS setelah menjalaninya kurang lebih empat tahun?
Pertanyaan selanjutnya, apakah strabismus dan penyakit kelamin bisa diobati di puskesmas dengan menggunakan BPJS Kesehatan?
Terima kasih atas jawabannya,
Im – Instagram
Jawaban
Im yang baik,
Pada dasarnya pengidap HIV akan mengalamni penurunan kekebalan tubuh, sehingga infeksi-infeksi yang menyerang seseorang dengan kondisi imun yang rendah (oportunistis) tentunya dapat berpengaruh sangat besar pada kondisi tubuh.
Kekebalan tubuh pengidap HIV dipengaruhi oleh jumlah virus dalam tubuh. Semakin besar jumlah virus maka kondisi kekebalan tubuh pun akan semakin menurun. Tujuan terapi ARV pada umumnya adalah membatasi replikasi virus, menghambat perkembangbiakannya sampai pada tahap tidak terdeteksi bila diperiksa dalam darah.
Selain penggunaan ARV, kondisi yang dapat meningkatkan risiko tersebut adalah pola atau gaya hidup. Pola hidup yang lebih teratur dan lebih sehat dapat memperkecil risiko penurunan kekebalan tubuh karena digerogoti virus HIV. Dengan istirahat dan tidur cukup misalnya, tubuh punya waktu untuk memperbaiki kerusakan sel-sel dalam tubuh sehingga dapat lebih tahan terhadap stres maupun infeksi.
Berhenti atau mengurangi merokok. Asap rokok dan kandungan dari hasil pembakaran rokok mengandung zat yang dapat memperburuk kondisi kesehatan.
Kurang berolahraga. Olahraga teratur selain menguatkan tubuh juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Nutrisi dan vitamin. Setiap sel di tubuh manusia memerlukan pasokan energi, protein, dan vitamin untuk memperbaiki metabolisme tubuh dan melawan infeksi.
Stres. Kondisi stres dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh.
Strabismus atau istilah awamnya, mata juling, dapat disebabkan oleh banyak hal. Perlu diketahui terlebih dulu mulai kapan sebetulnya Im mulai mengalami keluhan strabismus. Melalui pemeriksaan medis, akan diketahui penyebab strabismus tersebut seperti apakah Im pernah mengalami cedera pada area kepala dan wajah ataupun kondisi lain dalam area otak yang dapat menyebabkan mata juling.
Strabismus terjadi karena adanya gangguan struktur atau sistem saraf otot (neuromuskular) yang mengontrol otot-otot ekstraokular untuk mempertahankan posisi bola mata dan menggerakan kedua bola mata.
Sedangkan untuk keluhan penyakit kelamin, pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk diagnosis jenis infeksinya dan pengobatan macam apa yang harus dilakukan hingga tuntas.
Penting dipahami, bahwa selain melakukan pengobatan juga perlu mencegah terjadinya penularan kepada pasangan. Dukungan dari keluarga juga dibutuhkan untuk mempercepat penanggulangannya.
Secara umum, puskesmas dapat mengobati keluhan-keluhan Im setelah melakukan pemeriksaan selama puskesmas tersebut memiliki kemampuan untuk melakukannya dengan mempertimbangkan kewenangan, ketersedian SDM, alat, dan obat-obatanan yang tersedia.
Apabila memang dalam pemeriksaan perlu dilakukan rujukan, maka puskesmas akan melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang mampu menangani. Dalam hal ini, gunakanlah BPJS Kesehatan di tempat Im terdaftar untuk dapat dilayani hingga sembuh walaupun harus dirujuk ke rumah sakit yang paling canggih.
Demikian jawaban saya, semoga membantu Im untuk memulihkan kesehatan dan bisa segera beraktivitas kembali.