Dibandingkan sekarang, pada pertengahan 1980-an informasi tentang HIV-AIDS jauh lebih terbatas. Tidak banyak yang ingat bahwa kala itu banyak orang beranggapan bahwa mustahil virus HIV menyebar di Indonesia. AIDS saat itu terutama dikaitkan dengan homoseksualitas dan digambarkan sebagai penyakit asing yang dibawa peradaban barat yang tidak beragama dan tidak bermoral. Mustahil terjadi di Indonesia yang masyarakatnya taat beragama.
Anggapan keliru ini segera terbantahkan pada 1987 sesudah media massa, dengan mengutip sumber resmi pemerintah, menayangkan berita tentang seorang pasien AIDS yang dirawat di RS Sanglah, Bali. Publik pun terhenyak meski penjelasan diberikan dengan cukup hati-hati. Sejumlah pihak barangkali masih bisa menghibur diri karena “untunglah” (jika boleh dikatakan demikian) pasien AIDS itu adalah wisatawan asal Belanda, seorang pria homoseksual, bukan pula orang Indonesia.
Kejadian ini kemudian dinyatakan sebagai kasus HIV-AIDS pertama di Indonesia, walaupun tentu saja sebenarnya sukar sekali untuk mengetahui dengan pasti kapan virus HIV, yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, pertama kali menembus perbatasan Negara Indonesia.