close
WhatsApp Image 2022-06-20 at 11.04.40 AM

Thailand jadi negara pertama di ASEAN yang meresmikan penggunaan ganja untuk medis pada 9 Juni 2022 lalu. Bahkan, Kementerian Kesehatan Thailand juga mendistribusikan sekitar satu juta bibit ganja untuk dibudidayakan masyarakat. Meski begitu, pemerintah Thailand juga menyatakan legalisasi ganja hanya digunakan untuk keperluan medis.

Sejumlah sanksi, misalnya pidana penjara 3 bulan serta denda 25.000 baht Thailand tetap akan diterapkan bagi mereka yang mengonsumsi ganja di ruang terbuka atau untuk mabuk-mabukan. Selain itu, produk ganja medis yang diizinkan juga kandungan tetrahydrocannabinolnya (THC) adalah yang di bawah 0,2 persen. THC merupakan senyawa kimia dalam ganja yang menyebabkan orang mabuk.

Beberapa saat setelah dilegalkan, pemerintah Thailand kembali mengatur agar warga yang diizinkan mengonsumsi ganja medis adalah mereka yang sudah berusia di atas 20 tahun. Langkah ini dilakukan karena ada dugaan kasus overdosis pada pelajar usia 16 dan 17 tahun yang akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

Bagaimanapun, Thailand telah berani membuat terobosan dengan mempertimbangkan aspek ilmiah dari khasiat yang dimiliki tanaman bernama latin cannabis sativa ini. Patri Handoyo dan Tri Irwanda akan bahas soal itu dalam sebuah obrolan singkat di kanal ini. Yuk simak tayangnya!

Tags : ganjaganja medismabukThailandTHC
Tri Irwanda

The author Tri Irwanda

Praktisi komunikasi. Mulai menekuni isu HIV dan AIDS ketika bekerja di KPA Provinsi Jawa Barat. Punya kebiasaan mendengarkan lagu The Who, “Baba O’Riley”, saat memulai hari dengan secangkir kopi.

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.