close
TOB – @reniguyuna-3905
Peserta Seleksi Timnas Homeless Indonesia 2025

Setiap 6 April, dunia memperingati International Day of Sport for Development and Peace (IDSDP), sebuah hari yang menegaskan bahwa olahraga lebih dari sekadar hiburan atau kompetisi. Olahraga memiliki kekuatan untuk membangun perdamaian, menghapus batasan sosial, dan menciptakan kesempatan bagi mereka yang sering terpinggirkan dalam masyarakat. 

Di Indonesia, salah satu contoh bagaimana olahraga dapat menjadi alat perubahan sosial adalah melalui Tim Nasional Homeless Indonesia. Tim ini bukan sekadar tim sepak bola biasa; mereka terdiri dari individu dengan latar belakang marginal—pemuda yang pernah hidup di jalanan, pengguna narkotika, orang yang hidup dengan HIV (ODHIV), hingga mereka yang berjuang keluar dari lingkaran kemiskinan dan ketidakadilan sosial. 

Tahun ini, semangat IDSDP 2025 semakin relevan bagi Timnas Homeless Indonesia, karena mereka tengah bersiap untuk menghadapi tantangan berlaga di Homeless World Cup 2025 di Oslo, Norwegia pada 23 – 30 Agustus 2025 mendatang. Namun, di balik semangat juang mereka, ada realitas yang harus dihadapi—minimnya dukungan finansial dan fasilitas untuk bisa berkompetisi di tingkat dunia. 

Sejarah International Day of Sport for Development and Peace

IDSDP ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2013 sebagai bentuk pengakuan atas peran penting olahraga dalam pembangunan sosial dan perdamaian. Hari ini dirayakan setiap tanggal 6  April, yang bertepatan dengan tanggal pembukaan Olimpiade modern pertama di Athena, Yunani, pada 1896. 

Baca juga:  Bisnis Sinte Kian Marak: Polisi & BNN Pada ke Mana?

Olahraga telah lama diakui sebagai alat yang kuat dalam mempromosikan perdamaian, mendorong inklusivitas, meningkatkan kesehatan masyarakat, serta memberdayakan individu dan komunitas yang terpinggirkan. Namun, sebelum IDSDP secara resmi ditetapkan, berbagai organisasi internasional telah menggunakan olahraga untuk mengatasi tantangan sosial, terutama di daerah yang mengalami konflik atau krisis kemanusiaan. 

Pada 2001, Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan mendirikan United Nations Office on Sport for Development and Peace (UNOSDP) sebagai upaya untuk mengoordinasikan dan memperkuat inisiatif olahraga yang bertujuan untuk pembangunan dan perdamaian. Organisasi ini bekerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk Komite Olimpiade Internasional (IOC), FIFA, dan berbagai LSM, untuk menggunakan olahraga sebagai sarana mempromosikan perubahan sosial yang positif. 

Melihat dampak besar yang dihasilkan oleh olahraga dalam berbagai aspek kehidupan, Majelis Umum PBB akhirnya mengadopsi resolusi A/RES/67/296 pada 23 Agustus 2013, yang secara resmi menetapkan 6 April sebagai IDSDP. Perayaan pertama IDSDP dilakukan pada 6 April 2014, dengan berbagai kegiatan yang mengangkat tema bagaimana olahraga dapat digunakan untuk tujuan sosial yang lebih luas. 

Setiap tahun, IDSDP dirayakan dengan berbagai cara di seluruh dunia, mulai dari turnamen olahraga inklusif, seminar dan diskusi tentang dampak sosial olahraga, hingga kampanye global yang menyoroti kisah individu yang kehidupannya berubah karena olahraga. 

Relevansi IDSDP dengan Timnas Homeless Indonesia 

IDSDP bukan sekadar perayaan olahraga, tetapi juga momentum untuk menegaskan bahwa olahraga memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial, membangun perdamaian, dan membuka peluang bagi mereka yang termarjinalisasi. Semangat ini sejalan dengan perjuangan Timnas Homeless Indonesia, yang menjadikan sepak bola sebagai alat untuk memberdayakan individu dari berbagai latar belakang.

Baca juga:  Pelatihan Advokasi Anggaran Program HIV-AIDS

Dalam banyak kasus, olahraga menjadi ruang inklusif di mana perbedaan sosial dan ekonomi tidak lagi menjadi batasan. Timnas Homeless Indonesia membuktikan bahwa melalui sepak bola, individu yang sering dipandang sebelah mata dapat memperoleh kesempatan untuk berkembang, belajar disiplin, bekerja sama dalam tim, serta membangun kembali rasa percaya diri mereka. Hal ini sejalan dengan misi IDSDP untuk menjadikan olahraga sebagai alat pembangunan sosial yang efektif. Selain itu, keikutsertaan mereka di Homeless World Cup, bukan hanya tentang bertanding di level internasional, tetapi juga tentang membuktikan kepada dunia bahwa mereka layak mendapatkan tempat yang sama dalam masyarakat. 

Namun, di balik semangat dan kerja keras mereka, Timnas Homeless Indonesia masih menghadapi tantangan besar. Minimnya dukungan finansial dan kurangnya perhatian dari sponsor maupun pemerintah menjadi hambatan utama dalam perjalanan mereka menuju Homeless World Cup. Padahal, olahraga bukan hanya milik mereka yang memiliki akses ke fasilitas dan pembinaan yang memadai—tetapi juga bagi mereka yang menggunakan olahraga sebagai jalan keluar dari keterpurukan. Oleh karena itu, dalam peringatan IDSDP 2025, ini menjadi momen bagi kita semua untuk menyuarakan dukungan bagi Timnas Homeless Indonesia. 

Dukungan bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari menyebarkan kisah inspiratif mereka, memberikan dukungan moral, hingga turut serta dalam upaya mencari sponsor dan pendanaan. Setiap langkah kecil yang kita ambil dapat membantu mereka mencapai impian mereka untuk bertanding di Homeless World Cup.

Baca juga:  Rancangan KUHP Memidanakan Segala Bentuk Aborsi?

IDSDP mengingatkan kita bahwa di lapangan sepak bola, tidak ada kasta atau status sosial—yang ada hanyalah satu tim, satu tujuan, dan satu harapan. IDSDP 2025 ini adalah momentum nyata untuk menunjukkan bahwa olahraga benar-benar bisa menjadi alat perubahan sosial.

Mari dukung Timnas Homeless Indonesia!

Donasi sekarang.

Bank Mandiri atas nama Perkumpulan Rumah Cemara

Nomor rekening 132-0000-552-522

Tags : Homeless World CupHWC
ii

The author ii

Penyuka Olahraga Tinju dan Drama Korea.

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses