Karya-karya ini menceritakan pengalaman hidup orang-orang dengan HIV (ODHA) serta kelompok populasi yang rentan tertular HIV. Cerita-cerita foto ini merupakan bentuk jurnalisme warga yang seluruhnya dihasilkan dari lokakarya yang diselenggarakan UNAIDS Indonesia bersama Christophe Loviny, seorang pelatih fotografi dan jurnalis foto pada 6-16 Agustus 2018. Foto oleh: Eric Arfianto
Tujuan dari program photo-story ini adalah untuk memberikan kesempatan bagi kelompok yang sering distigma dan didiskriminasi untuk menceritakan kisahnya melalui kumpulan foto pribadi yang disusun sedemikian rupa sehingga mampu memberikan narasi yang berimbang mengenai cap buruk yang dilekatkan hanya berdasarkan pada prasangka. Rasio yang proporsional, dalam banyak hal, telah membuat banyak perubahan cara pandang yang cukup bermakna. Sehingga di satu titik tertentu, perubahan cara pandang sangat mungkin mengurai cap buruk yang selama ini dilekatkan pada mereka tanpa adanya penjelasan yang rasional – hanya berdasarkan prasangka yang kebanyakan dibalut dalam moralitas dogmatis yang sempit.
Di lain pihak, masyarakat juga disuguhi perspektif baru yang berbeda mengenai HIV dan para pengidapnya. Cerita-cerita foto yang dibuat oleh orang-orang yang terdampak HIV melalui dukungan UNAIDS yang juga turut dibimbing jurnalis foto berpengalaman selama sepuluh hari lokakarya, sangat diharapkan agar fakta-fakta mengenai HIV-AIDS semakin banyak dibicarakan baik dalam percakapan tatap muka sehari-hari maupun melalui media sosial yang kini lebih banyak dipilih dalam mencari dan menyebarkan informasi.
Jangan Tiru Iman
Karya Iman Permana
Saya mulai merokok dengan mencuri tembakau dan kertas dari nenek. Kemudian saya menggulung sendiri. Saya juga mencoba marijuana. Usia saya baru 10 tahun pada waktu itu.
Cinta Membuatku Kuat
Karya Rasta Barrymore dan Diah Rianti
Setelah pisah dengan suami saya tidak bisa melakukan apapun selain menangis selama setahun. Lalu, saya bertemu anak berumur 3 tahun yang terinfeksi HIV. Orang tuanya telah meninggal dan dia tinggal bersama neneknya.
Tetap Menari
Karya Edi Saputra Lubis dan Andri F (Bobby)
Kegemaranku adalah menari. Aku bergabung dengan sebuah grup tari. Pada tahun 2004, kami pentas di Jakarta Utara, di tempat yang sama sebuah LSM mengadakan tes untuk HIV.
Pilihan Ibuku
Karya Pinka Alia Rahmah dan Nadya Aliza Mulyadi
Saya merasa sedih mengetahui pola pikir kebanyakan ODHA. Ketika mereka mengetahui statusnya, mereka menghabiskan waktu untuk mencari siapa yang menyebarkan virus itu. Beberapa mencoba untuk menularkan penyakit itu untuk balas dendam.
Meninju HIV
Karya Gina Afriani Wulan Pratami
Eva berlatih tinju dua kali seminggu di Rumah Cemara Boxing Camp. Dia bisa melepaskan emosinya, melupakan godaan obat-obatan terlarang, dan membuat dirinya tetap bugar untuk melawan penyakitnya bersama dengan obat ARVnya.
Diaz Barbie Dari Sumatra
Karya Diaz Herdani
Ketika terinfeksi HIV di Jakarta, saya merasa tidak beruntung karena saya tidak memiliki informasi apapun mengenai pencegahan. Saat ini, hal itulah yang menjadi pekerjaan saya sebagai petugas lapangan di LSM
Diriku Seutuhnya
Karya Kanzha Vina
Jakarta tak seindah cerita yang aku dengar. Dalam satu tahun, delapan temanku meninggal karena AIDS
Hidup Tak Semanis Gula
Karya Encep Milah dan Ozie Wiranata
Mengingat saya dan teman- teman ODHA telah menderita dalam mimpi buruk ini, saya tidak ingin siapapun mengalami hal yang sama seperti yang telah kami lalui.
Warna Ketidaktahuan
Karya Irna Rosnawati dan Dahlia Safarinah
Sejak bekerja sebagai petugas lapangan dan bergabung dengan organisasi masyarakat, aku menjadi bangga pada diriku sendiri. Aku merasa bisa menyelamatkan banyak teman meski aku hanya lulusan Sekolah Dasar