close
IMG-20190227-WA0045
Sebuah Proses dalam lokakarya (Foto: Gina AWP)

Karya-karya ini menceritakan pengalaman hidup orang-orang dengan HIV (ODHA) serta kelompok populasi yang rentan tertular HIV. Cerita-cerita foto ini merupakan bentuk jurnalisme warga yang seluruhnya dihasilkan dari lokakarya yang diselenggarakan UNAIDS Indonesia bersama Christophe Loviny, seorang pelatih fotografi dan jurnalis foto pada 6-16 Agustus 2018. Foto oleh: Eric Arfianto

Tujuan dari program photo-story ini adalah untuk memberikan kesempatan bagi kelompok yang sering distigma dan didiskriminasi untuk menceritakan kisahnya melalui kumpulan foto pribadi yang disusun sedemikian rupa sehingga mampu memberikan narasi yang berimbang mengenai cap buruk yang dilekatkan hanya berdasarkan pada prasangka. Rasio yang proporsional, dalam banyak hal, telah membuat banyak perubahan cara pandang yang cukup bermakna. Sehingga di satu titik tertentu, perubahan cara pandang sangat mungkin mengurai cap buruk yang selama ini dilekatkan pada mereka tanpa adanya penjelasan yang rasional – hanya berdasarkan prasangka yang kebanyakan dibalut dalam moralitas dogmatis yang sempit.

Di lain pihak, masyarakat juga disuguhi perspektif baru yang berbeda mengenai HIV dan para pengidapnya. Cerita-cerita foto yang dibuat oleh orang-orang yang terdampak HIV melalui dukungan UNAIDS yang juga turut dibimbing jurnalis foto berpengalaman selama sepuluh hari lokakarya, sangat diharapkan agar fakta-fakta mengenai HIV-AIDS semakin banyak dibicarakan baik dalam percakapan tatap muka sehari-hari maupun melalui media sosial yang kini lebih banyak dipilih dalam mencari dan menyebarkan informasi.

Baca juga:  Menagih Bukti Ilmiah atas Penolakan Ganja Medis di Indonesia

 

Jangan Tiru Iman

Karya Iman Permana
Saya mulai merokok dengan mencuri tembakau dan kertas dari nenek. Kemudian saya menggulung sendiri. Saya juga mencoba marijuana. Usia saya baru 10 tahun pada waktu itu.

 

Cinta Membuatku Kuat

Karya Rasta Barrymore dan Diah Rianti
Setelah pisah dengan suami saya tidak bisa melakukan apapun selain menangis selama setahun. Lalu, saya bertemu anak berumur 3 tahun yang terinfeksi HIV. Orang tuanya telah meninggal dan dia tinggal bersama neneknya.

 

Tetap Menari

Karya Edi Saputra Lubis dan Andri F (Bobby)
Kegemaranku adalah menari. Aku bergabung dengan sebuah grup tari. Pada tahun 2004, kami pentas di Jakarta Utara, di tempat yang sama sebuah LSM mengadakan tes untuk HIV.

 

Pilihan Ibuku

Karya Pinka Alia Rahmah dan Nadya Aliza Mulyadi
Saya merasa sedih mengetahui pola pikir kebanyakan ODHA. Ketika mereka mengetahui statusnya, mereka menghabiskan waktu untuk mencari siapa yang menyebarkan virus itu. Beberapa mencoba untuk menularkan penyakit itu untuk balas dendam.

 

Meninju HIV

Karya Gina Afriani Wulan Pratami
Eva berlatih tinju dua kali seminggu di Rumah Cemara Boxing Camp. Dia bisa melepaskan emosinya, melupakan godaan obat-obatan terlarang, dan membuat dirinya tetap bugar untuk melawan penyakitnya bersama dengan obat ARVnya.

 

Diaz Barbie Dari Sumatra

Karya Diaz Herdani
Ketika terinfeksi HIV di Jakarta, saya merasa tidak beruntung karena saya tidak memiliki informasi apapun mengenai pencegahan. Saat ini, hal itulah yang menjadi pekerjaan saya sebagai petugas lapangan di LSM

Baca juga:  "Garuda di Dadaku" Bergema di Terminal 2 Bandara Sukarno-Hatta

 

Diriku Seutuhnya

Karya Kanzha Vina
Jakarta tak seindah cerita yang aku dengar. Dalam satu tahun, delapan temanku meninggal karena AIDS

 

Hidup Tak Semanis Gula

Karya Encep Milah dan Ozie Wiranata
Mengingat saya dan teman- teman ODHA telah menderita dalam mimpi buruk ini, saya tidak ingin siapapun mengalami hal yang sama seperti yang telah kami lalui.

 

Warna Ketidaktahuan

Karya Irna Rosnawati dan Dahlia Safarinah
Sejak bekerja sebagai petugas lapangan dan bergabung dengan organisasi masyarakat, aku menjadi bangga pada diriku sendiri. Aku merasa bisa menyelamatkan banyak teman meski aku hanya lulusan Sekolah Dasar

Redaksi

The author Redaksi

Tim pengelola media dan data Rumah Cemara

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.