close
WhatsApp Image 2021-08-20 at 10.53.09
Gambar Ilustrasi: @abulatbunga

Kalian pasti sering dengar, katanya HIV itu enggak ada obatnya. Itu kabar salah. HIV itu ada obatnya, untuk menekan perkembangbiakan virus dalam tubuh. Obat jenis ini disebut antiretroviral, sering disingkat ARV. Ya, ARV tidak bisa melenyapkan virus HIV dalam tubuh, tapi menekan perkembangbiakan virus hingga HIV tidak terdeteksi lagi. Meski demikian, obat ini harus dikonsumsi seumur hidup. Dengan mengonsumsi ARV sesuai resep dokter, orang dengan HIV bisa menjaga kondisi kesehatannya.

Orang dengan HIV harus minum ARV secara teratur pada waktu yang sama, setiap hari seumur hidupnya. Kalau terlewat, dikhawatirkan HIV dalam tubuh menjadi kebal dan khasiat obatnya akan berkurang. Kondisi ini membuat pasien sering merasa jenuh karena setiap hari harus menelan obat. Belum lagi soal efek samping yang sering terasa. Sayangnya, sebagian orang akhirnya memutuskan berhenti minum ARV.

Salah satu orang yang konsisten minum ARV selama 17 tahun adalah Dona Palentina. Perempuan dengan HIV ini merasa tidak punya alasan buat berhenti terapi ARV. Baginya, kejenuhan dan efek sampiing terapi ARV tidak membuat aktivitasnya terganggu. Bahkan dengan ARV ia merasa kondisi kesehatannya tetap terjaga.

Seperti apa pengalamannya menjalani terapi untuk HIV ini selama belasan tahun? Mari simak obrolannya!

Audiografer: Ahmad Budi Santoso
Videografer: Ahmad Budi Santoso
Tags : AIDSantiretroviralARVHIVPMTCT
Patri Handoyo

The author Patri Handoyo

Pencinta makhluk hidup. Berkesenian selama hayat masih dikandung badan. Peneliti partikelir dan pelaku pendidikan alternatif.

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.