close
WhatsApp Image 2022-04-21 at 2.46.29 PM
gambar ilustrasi: @abulatbunga

Salah satu target pencapaian global untuk penanggulangan HIV adalah, 90 persen orang dengan HIV mengetahui kalau mereka terinfeksi. Tenggat pencapaiannya diperpanjang hingga 2030 dari yang tadinya 2020. Indonesia baru mencapai 57 persen untuk target ini, karenanya berbagai pihak yang aktif menanggulangi HIV-AIDS kini kian gencar mengajak masyarakat untuk tes HIV.

Untuk melakukannya, sebenarnya masyarakat kini bisa memanfaatkan alat tes mandiri. Alat ini sudah tersedia di gerai-gerai daring lokal. Bagi yang merasa berisiko tertular HIV, bisa memanfaatkan alat ini kalau tidak ingin identitasnya diketahui tenaga kesehatan. Meski demikian bila tes tersebut menunjukkan hasil positif, tetap ia harus mengonfirmasinya di layanan kesehatan.

Tentu saja tidak semua orang bisa melakukan itu sendirian. Beberapa membutuhkan bantuan terutama secara psikososial. Maklum saja, HIV lekat dengan stigma tak bermoral dan maksiat. Beberapa orang butuh diyakinkan bahwa virus ini tidak ada kaitannya dengan moral dan tes HIV akan berdampak baik untuk kesehatan karena infrastuktur perawatannya sudah ada di Indonesia selama belasan tahun.

Kevin Mathovani dan Itong Budi kali ini mengulas tentang dukungan psikososial dalam tes HIV bersama Nurul Huda, seorang pegiat penanggulangan HIV yang sehari-hari bekerja memberikan dukungan yang dimaksud kepada orang-orang yang baru tahu kalau dirinya tertular HIV. Seperti apa obrolan mereka. Yuk simak!

Tags : 90-90-90AIDSHIV
Ahmad Budi Santoso

The author Ahmad Budi Santoso

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.