close
FeaturedLayanan

Alkohol dan Peringatan Tahun Baru yang Lebih Aman nan Berempati

drinking
Ilustrasi: Ann Boyajian

Karena alasan pageblug, banyak orang yang sadar untuk tidak merayakan natal dan tahun baru 2021 dengan bertamasya. Saya termasuk yang memilih cara ini. Alasan saya pribadi bukan soal pandemi, tapi memang tidak tahan dengan kemacetan lalu-lintas. Sejak bermukim di perdesaan Bandung, Jabar, saya tidak pernah tuh merayakan tahun baru di jalanan.

Secara esensi kemanusiaan, saya tetap berharap pergantian tahun akan mengubah nasib saya jadi lebih baik walaupun saya tidak memaksa bikin resolusi-resolusian. Tapi, gairah untuk sebuah perayaan bersama tetangga tetap ada. Biasanya, makan-makan sambil nyanyi-nyanyi dengan peralatan musik seadanya.

Tahun ini, pemerintah sudah menerbitkan berbagai edaran untuk tidak merayakan malam pergantian tahun di hotel, alun-alun, kelab malam, dan semacamnya. Lalu, apa yang bisa dilakukan masyarakat?

Saya akan memfokuskan tulisan ini bagi kamu yang suka merayakan tahun baru sambil nenggak minuman beralkohol.

Saya perkirakan, akan ada banyak orang yang memborong minuman beralkohol untuk perayaan malam tahun baru di rumah masing-masing, ketimbang di luar rumah. Alasannya jelas, untuk menghindari kerumunan supaya tidak tertular virus korona.

Menurut saya ini pilihan cerdas nan hemat.

Rasanya kita juga perlu berempati terhadap saudara kita, sesama pekerja, yang sejak terjadi wabah dirumahkan, gajinya dikurangi, bahkan sampai tidak berpenghasilan sama sekali. Jangankan bertamasya, untuk makan sehari-hari saja harus ekstra hemat.

Kita juga masih ingat di kuartal kedua 2020 begitu banyak orang yang saling bersolidaritas membuat dapur umum dan upaya-upaya karitatif serupa agar korban ekonomi wabah ini bisa tetap makan. Sekarang mari kita galakkan lagi solidaritas itu!

Baca juga:  HIV-AIDS dalam Film

Nah biar tetap merayakan pergantian tahun sambil mencegah penularan virus korona, berikut kiat dari saya:

Pertama, pergantian tahun adalah keniscayaan. Tahun akan berganti pada tengah malam 31 Desember 2020 dan 1 Januari 2021. Yang lazim dilakukan banyak orang adalah mengenang perbuatan, nasib buruk, atau kesalahan yang pernah dibuat di tahun sebelumnya dan berharap di tahun yang baru, bisa berbuat lebih baik sehingga nasib pun berubah serta tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tafakur yes!

Dalam proses perenungan atau tafakur tadi, mungkin kita tidak dapat menerima kenyataan sejumlah hal emosional mendalam yang terjadi setahun kemarin. Taruhlah ikan cupang peliharaan favoritmu mati. Takdir tersebut, saat dikenang dalam proses tafakur pergantian tahun begitu memilukan. Untuk bisa bertahan dengan ketabahanmu, kadang zat psikoaktif perlu kamu konsumsi. Alkohol adalah zat yang relatif mudah dan legal untuk diperoleh.

Harap diingat, ini bukan anjuran buat kamu supaya minum minuman beralkohol. Ini kiat, sekali lagi, buat kalian yang memang suka nyekek botol saat merayakan tahun baru.

Di saat penularan covid-19 di Indonesia sangat tidak jelas seperti sekarang, amatlah bijak kalau kamu merenunginya di rumah saja, sambil sebelumnya tentu saja memastikan minuman beralkoholnya tersedia. Boleh jadi kamu tidak mau melewati tahun baru sendirian sehingga stoknya kudu cukup untuk kerabat yang menemanimu saat melewati pergantian tahun.

Pesanlah minuman beralkohol untuk persediaanmu melalui aplikasi pesan-antar paling lambat tiga hari sebelum 31 Desember. Kenapa tiga hari? Ini untuk memastikan pilihan minumanmu masih tersedia di toko, tidak habis karena kiat ini juga dibaca publik. Dan yang terpenting, jangan pernah membeli minuman oplosan. Ingat, betapa banyak korban jatuh akibat minuman oplosan. 

Baca juga:  Narkopolitik: Memang Ada?

Kedua. Ini untuk memastikan kamu tidak melewati pergantian tahun tanpa ingat apapun karena terlalu banyak minum alkohol. Pastikan kamu tahu batasan alkohol yang kamu minum. Berikut ini sejumlah kiat supaya kamu aman-aman saja saat mengonsumsi minuman beralkohol.

Pastikan usiamu sudah 21 tahun. Kemasan minuman beralkohol resmi di Indonesia menyatakan batas usia tersebut. Patuhilah!

Makanlah sebelum kamu minum. Alkohol masuk ke aliran darah melalui perut dan usus kecil. Kalau perutmu kosong saat minum, alkohol akan lebih cepat masuk ke aliran darah sehingga kamu tidak bisa menikmati malam tahun baru yang panjang karena terlalu mudah mabuk.

Tidak usah tergesa-gesa. Tubuhmu hanya bisa mencerna alkohol satu minuman standar (misal segelas bir) per jam. Kalau minum tergesa-gesa karena ingin menekan emosi atas kematian ikan cupang favoritmu tadi, konsentrasi alkohol dalam darahmu akan melonjak. Hal terburuk yang akan terjadi adalah kamu tidak sadarkan diri.

Jangan melakukan permainan minum alkohol. Misal permainan kartu dan yang kalah harus minum. Ini sama saja dengan menghabiskan minuman beralkohol dengan tergesa-gesa, tidak woles.

Oh ya, jangan campur minuman beralkoholmu dengan minuman energi karena akan membuatmu minum lebih banyak.

Tetaplah di rumah. Jangan berkendara selagi dalam pengaruh alkohol.

Hormati orang-orang yang tidak minum alkohol. Jangan tawari mereka yang masih di bawah umur, perempuan hamil atau menyusui, serta mereka yang tidak minum alkohol karena keyakinan agamanya.

Baca juga:  Legislasi Kebijakan Narkoba di Indonesia

Ketiga, dan ini berhubungan dengan minum alkohol berlebihan di perayaan-perayaan lokal. Tahukah kamu kalau konsumsi alkohol selama 2016 di Indonesia sebanyak 0,8 liter per orang di atas 15 tahun? Bandingkan dengan konsumsinya di Turki yang mencapai 2,0 liter selama tahun yang sama. Tapi ketika berhubungan dengan minum-minum (binge drinking), 31,9 persen orang Indonesia minum berlebihan dan di Turki hanya 1,3 persen yang seperti itu pada 2010.

Ini berarti kecenderungan orang Indonesia untuk minum berlebihan saat ada kesempatan (biasanya perayaan), jauh lebih besar ketimbang konsumsi rutin alkoholnya.

Kalau kamu sudah memutuskan untuk merayakan liburan akhir tahun di rumah saja, dan memesan minuman beralkohol untuk konsumsi pribadi dan kerabat dekat, batasi jumlah pembeliannya. Ingat, peringatan pergantian tahun adalah saat untuk perenungan bukan pesta walaupun banyak orang menganggapnya demikian.

Tapi sekali lagi, peringatan tahun baru kali ini berbeda. Ada banyak saudara kita yang kehilangan pekerjaan karena wabah covid-19 ini. Artinya merayakan pergantian tahun hendaknya tidak dianggap sebagai sebuah pesta atau hura-hura belaka, tapi yang lebih esensial adalah sebuah perenungan agar kita bisa berbuat sesuatu yang lebih baik di tahun depan dan juga berempati dengan saudara-saudara sebangsa yang tidak seberuntung kita, bersama konsumsi alkohol.

Mari bersulang untuk tahun yang lebih baik!

Patri Handoyo

The author Patri Handoyo

Pencinta makhluk hidup. Berkesenian selama hayat masih dikandung badan. Peneliti partikelir dan pelaku pendidikan alternatif.

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.