Bubuk putih yang marak disuntikkan sejak 1990-an di kota-kota besar Indonesia lazim disebut “putau”. Ia berasal dari kata “putih”, warna bubuk zat itu. Kandungannya heroin (diacetylmorphine) dan tentu saja bahan campuran lain yang larut dalam air.
Bubuk putih yang marak disuntikkan sejak 1990-an di kota-kota besar Indonesia lazim disebut “putau”. Ia berasal dari kata “putih”, warna bubuk zat itu. Kandungannya heroin (diacetylmorphine) dan tentu saja bahan campuran lain yang larut dalam air.
Arini berhasil bangkit setelah dinyatakan positif HIV, diagnosis yang bagi sebagian orang mungkin bermakna “kiamat”. Dia menyebut dirinya ODHIV (orang dengan HIV), terminologi yang kian banyak dipakai menggantikan istilah yang dianggap usang, ODHA (orang dengan HIV/AIDS).
Bandung, Rumah Cemara (1/12/2019) – Hari AIDS Sedunia yang diperingati tiap 1 Desember sejak 1988 bertujuan agar dunia bersatu melawan HIV dan AIDS, memberi dukungan semangat kepada orang-orang dengan HIV-AIDS, dan untuk menghormati mereka yang telah meninggal akibat AIDS. Karenanya ini bukanlah sebuah perayaan walaupun dalam perjalanannya, Hari AIDS Sedunia dijadikan sebagai ajang perayaan.
Dapatkan album Jeruji terbaru, Satu Barisan (2019) Grimloc Records, retail maupun wholesale.
“Perang terhadap narkoba” sudah berlangsung sejak 1971. Hingga kini, perang tersebut belum pernah dimenangkan. Tetapi pendekatan militeristik dengan tujuan pelarangan ini justru menyuburkan pasar gelap narkoba dengan omzet puluhan triliun rupiah per tahun, di Indonesia saja. Belum lagi penjara yang terus kelebihan populasi dan praktik suap yang kian merajalela demi memuluskan bisnis narkoba di tanah air.
Kajian historis, sosial, politik, dan kesehatan masyarakat mengindikasikan “perang terhadap narkoba” di Indonesia tidak dilandaskan kaidah ilmiah sebagai bahan pertimbangan kebijakan publik. Pendekatan ini lebih terlihat sebagai wujud keberpihakan Indonesia terhadap kebijakan negara-negara Barat yang menginisiasi “war on drugs”, terutama pasca-Perang Dunia II.
Sebuah poster bergerak berisi pesan agar negara mengalihkan anggaran perang narkoba di Indonesia untuk layanan kesehatan konsumennya.
Peredaran gelap narkoba (narkotika dan obat/ bahan berbahaya) cukup lama jadi perhatian negara-negara di Asia tenggara. Melalui forum kerjasama ASEAN, berbagai negara di kawasan ini berupaya merespons persoalan itu terutama sejak tahun 2000. Saat itu, para menlu ASEAN mendeklarasikan komitmen untuk menghapuskan produksi, pengolahan, perdagangan, dan konsumsi narkoba sebelum tahun 2015. Komitmen itu dikenal sebagai “Drug-Free ASEAN 2015”.