Penjelasan Ardhany Suryadarma, manajer program Rumah Cemara mengenai kampanye 10 by 20
Kisah persahabatan empat manusia saat mereka berada di persimpangan jalan dalam menentukan masa depan masing-masing. Walaupun kenal baik sejak lama, tapi konsumsi narkoba sebagian di antara mereka tidak diketahui oleh sebagian lainnya karena betapa dicap buruknya perilaku konsumsi narkoba. Menyuntik terpaksa dilakukan sembunyi-sembunyi.
Adakah keberhasilan dari kebijakan memerangi narkoba di Indonesia? Inilah pendapat Agustinus Pohan, S.H.,M.S., pakar hukum Universitas Katolik Parahyangan
Kenapa kampanye 10 by 20 perlu dilakukan? Sebuah video garapan Rumah Cemara agar ada lebih banyak layanan medis untuk mencegah dampak merugikan dari konsumsi narkoba
“Perang terhadap narkoba” sudah berlangsung sejak 1971. Hingga kini, perang tersebut belum pernah dimenangkan. Tetapi pendekatan militeristik dengan tujuan pelarangan ini justru menyuburkan pasar gelap narkoba dengan omzet puluhan triliun rupiah per tahun, di Indonesia saja. Belum lagi penjara yang terus kelebihan populasi dan praktik suap yang kian merajalela demi memuluskan bisnis narkoba di tanah air.
Sebuah poster bergerak berisi pesan agar negara mengalihkan anggaran perang narkoba di Indonesia untuk layanan kesehatan konsumennya.
Gambar bergerak dengan pesan bahwa negara juara mengalihkan anggaran perang narkoba untuk kesehatan para konsumennya.
Dengan khasiat medisnya, ganja bisa membantu proses penyembuhan sejumlah penyakit. Ada banyak kajian ilmiah yang membuktikannya. Bahkan di beberapa negara, ganja sudah resmi digunakan untuk pengobatan maupun tujuan rekreasi