close
dt_140626_hiv_blood_vial_800x600

Kasus AIDS di Jawa Barat merupakan salah satu yang tertinggi di Indonesia. Data kumulatif kasus HIV/AIDS dari Dinkes Jawa Barat (Desember 2015) tercatat 6.222 merupakan kasus AIDS dan 20.926  tercatat HIV positif. Besarnya kasus AIDS salah satunya disinyalir akibat Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) terlambat melakukan Voluntary Counseling and Testing (VCT). Jika itu yang terjadi, berarti mereka mengakses layanan medis ketika sudah jatuh sakit atau berada pada fase AIDS.

Apa itu VCT?

Voluntary Counseling and Testing (VCT) atau Konseling dan Testing Sukarela merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat dan sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV-AIDS yang berkelanjutan.  Melalui tes HIV, seseorang dapat mengetahui status HIV-nya setelah melalui proses konseling. Tes HIV yang umum adalah dengan mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dalam merespons infeksi HIV.

VCT mengenal beberapa prinsip dalam pelaksanaannya, yaitu :

  1. Sukarela dalam melaksanakan testing HIV
  2. Saling mempercayai dan terjaminnya konfidensialitas (kerahasiaan)
  3. Mempertahankan hubungan relasi konselor-klien yang efektif
  4. Testing merupakan salah satu komponen dari VCT

(Pedoman Pelayanan Konseling dan Testing HIV-AIDS Secara Sukarela, Depkes RI, 2006)  

Apa pentingnya VCT?

Jawa Barat merupakan provinsi dengan angka estimasi populasi kunci sebanyak 793.230 dan  jumlah estimasi Orang dengan HIV-AIDS mencapai 19.490 orang (Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV dan AIDS, Depkes, 2006). Sementara itu Dinkes Provinsi Jawa Barat mencatat hingga Juni 2011 terdapat 5.966 kasus HIV-AIDS di Jawa Barat. Dengan demikian masih banyak kasus HIV yang belum terdeteksi di Jawa Barat, padahal deteksi dini status HIV melalui VCT sangat diperlukan untuk mencegah dan menanggulangi epidemi HIV-AIDS.

Baca juga:  Adakah Ganjais yang Mau Lapor ke Pemerintah?

Untuk itu layanan VCT menjadi sangat penting. Semakin banyak orang yang perilakunya berisiko tinggi terkena HIV mau melakukan tes HIV akan semakin baik. Setidaknya, ada dua keuntungan penting bila kita mengetahui status HIV kita. Pertama, bila terinfeksi HIV, kita dapat mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu, yang secara potensial dapat memperpanjang hidup. Kedua, kita dapat mengambil segala kewaspadaan yang dipandang perlu untuk mencegah penyebaran HIV kepada orang lain.

Di Indonesia  para konselor HIV berkumpul dalam wadah bernama Perhimpunan Konselor VCT HIV Indonesia (PKVHI), yaitu suatu organisasi profesional yang beranggotakan seluruh konselor HIV-AIDS yang memiliki latar belakang pendidikan yang beragam, terlatih VCT berstandar nasional dan profesional dalam pengembangan layanan VCT di Indonesia. PKVHI didirikan pada tanggal 29 April 2008 yang berkantor pusat di Jakarta dan mempunyai wilayah di seluruh provinsi hingga kabupaten / kota. Informasi lebih jauh mengenai PKVHI dapat mengunjungi link berikut : http://www.pkvhi.org/

Tri Irwanda

The author Tri Irwanda

Praktisi komunikasi. Mulai menekuni isu HIV dan AIDS ketika bekerja di KPA Provinsi Jawa Barat. Punya kebiasaan mendengarkan lagu The Who, “Baba O’Riley”, saat memulai hari dengan secangkir kopi.

1 Comment

  1. Saya mau tanya. Kalo saya di oral. Oleh terapis pijit. Bisa menulakan hiv. Dan saya juga tidak tau iya terkena hiv atau tidak. Yh saya rasakan belum ada sih selama 6 hari ini . Saya cuma di isep . Kepala penis saya dan di oral. Tapi ga keluat dimulut. Abis itu saya ga masukin ke vagina terapis pijit tersebut apakah saya dapat tertular

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.