close
20221115_200351
Gambar Ilustrasi: Wopwopwoy

Kelompok minoritas kerap dipinggirkan. Sejumlah kebijakan negara pun masih diskriminatif terhadap mereka. Di tengah masyarakat, mereka juga sering dianggap bertentangan dengan nilai dan norma sosial. Akibatnya, kasus persekusi dan tindak kekerasan yang terjadi pada mereka banyak yang tidak diproses secara hukum.

Salah satu dari kelompok ini adalah kelompok minoritas gender dan seksual, sebuah istilah yang inklusif untuk mendefinisikan ragam identitas, orientasi, dan preferensi kedua hal itu di luar arus utama pria-wanita saat ini.

Indonesia Tanpa Stigma kali ini membahas tentang mereka. Bagaimana mereka membantu sesamanya di tengah situasi yang tidak menguntungkan mereka? Bagaimana sebaiknya respons saat terjadi kekerasan kepada kelompok minoritas ini?

Patri Handoyo dan Tri Irwanda membahas soal ini bersama Abbe Djugo dari Perkumpulan Puzzle Indonesia. Simak ya!

Tri Irwanda

The author Tri Irwanda

Praktisi komunikasi. Mulai menekuni isu HIV dan AIDS ketika bekerja di KPA Provinsi Jawa Barat. Punya kebiasaan mendengarkan lagu The Who, “Baba O’Riley”, saat memulai hari dengan secangkir kopi.

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.