close
Krotam
Gambar Ilustrasi: @wopwopwoy

Daun kratom sudah lama dikenal berkhasiat meredakan nyeri serta membuat rileks konsumennya. Daun dari tanaman bernama Latin Mitragyna speciosa ini masuk dalam keluarga Rubiaceae, yakni suku kopi-kopian. Kratom adalah tanaman endemis Asia Tenggara, meliputi kepulauan Indonesia termasuk Malaysia, Thailand, hingga Papua yang dimanfaatkan masyarakat setempat untuk obati berbagai penyakit mulai dari diare, pembengkakan, darah tinggi, hingga kencing manis.

Karena potensi pengobatannya, khasiatnya pun dikenal luas di Eropa dan Amerika satu dekade terakhir. Kratom pun banyak digunakan secara mandiri, yang berarti tanpa asistensi medis sebagai suplemen untuk memperbaiki suasana hati. Nilai ekonominya pun melejit.

Itu baru dari daunnya. Belum lagi karena sifat kayunya yang keras dan kuat, masyarakat di Kalimantan dan Asia Tenggara daratan (Thailand dan Malaysia) juga memanfaatkan kayu pohon kratom sebagai bahan bangunan dan mebel.

Indonesia Tanpa Stigma kembali membahas kratom. Kali ini, kami mengundang Muhammad Yusuf (28) yang telah merasakan khasiat kratom untuk mengalihkan ketagihannya pada zat-zat opioid. Sebelumnya ia menjadi pasien terapi rumatan metadon untuk mengalihkan ketagihannya pada buprenorfina yang di sini dijual dengan jenama Suboxone.

Karena pertimbangan usia, dokter di klinik terapi metadon menyarankan Yusuf yang saat itu belum genap berusia 20 untuk menyudahi konsumsi harian metadon. Demi tujuan itu, dokter tadi meresepkan obat racikan. Tapi ternyata, Yusuf tidak menyukai efek obat racikan tersebut dan memilih keluar dari perawatan di klinik itu.

Baca juga:  Alasan Pelarangan Kratom di Bumi Katulistiwa

Berbekal pengetahuan dari seorang teman, ia pun mengonsumsi tramadol untuk redakan gejala putus metadon. Karena harus minum belasan hingga puluhan pil per hari untuk sekadar meredakan nyeri putus metadon, Yusuf pun memutuskan untuk mengganti tramadol dengan kratom atas anjuran seorang teman. Awalnya ia meragukan kemanjuran kratom. Pikirnya, mana mungkin jamu bisa atasi nyeri akibat putus opioid. Tapi hingga sekarang, Yusuf merasa nyaman dengan konsumsi harian kratom.

Bagaimana pada akhirnya Yusuf lebih memilih kratom untuk mengatasi nyeri akibat putus obat-obatan opioid macam bukson, metadon, atau tramadol? Apa pendapatnya tentang ketagihan kratom yang secara tak sadar ia alami juga? Langsung aja yuk kita simak obrolannya!

Tags : buksonkratommetadonMoeldokoopioidsuboxonetramadol
Ahmad Budi Santoso

The author Ahmad Budi Santoso

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.