close
FeaturedLayanan

Indonesia Incar Tiga Besar di Homeless World Cup 2017

WhatsApp Image 2017-08-23 at 10.17.25 AM
Acara launching Timnas Sepak Bola Jalanan Indonesia yang akan berlaga pada HWC 2017 (Foto: Djuli Pamungkas)

Bandung, Media & Data RC (22/8) – Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Jalanan Indonesia akan kembali berlaga di piala dunia street soccer atau sepak bola jalanan bagi tunawisma serta orang-orang terpinggirkan dan secara sosial tidak beruntung. Ajang piala dunia tahunan itu bernama Homeless World Cup (HWC). Tahun ini ajang tersebut akan diselenggarakan di Oslo, Norwegia, 29 Agustus hingga 5 September mendatang.


Pinsa Prahadian (27), Kapten Timnas HWC 2017 (Tim Nasional Sepak Bola Jalanan Indonesia untuk HWC 2017) menyatakan tekadnya untuk membawa timnya ke tiga besar di perhelatan olahraga internasional ini. Tekadnya itu tidak berlebihan, pasalnya beberapa pemain di timnya itu pernah menjadi atlet kampus dan/ atau klub profesional. “Jadi, teman-teman di tim kepacu untuk ikut berlatih seperti atlet profesional,” tutur Pinsa.

“Saya sih kepingin banget diundang Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo –red) ke istana, Mas,” harap Pinsa setengah bergurau saat dijumpai di Rumah Rehabilitasi Ketergantungan Narkoba Rumah Cemara yang menjadi asrama untuk pemusatan latihan Timnas HWC 2017. Pinsa dan pemain timnas lainnya tinggal di rumah yang terletak di bilangan Gegerkalong, Bandung itu sejak 19 Juli lalu hingga 25 Agustus mendatang.

“Makanya, tim ini kudu benar-benar berprestasi. Kalau bukan prestasi di HWC, apa lagi yang bisa bikin presiden mau ngundang kita, Mas?” Pinsa beretorika. “Pasti bukan karena saya dan tim (adalah) pemakai narkoba serta kelompok (orang) miskin yang bisa ke luar negeri untuk main sepak bola dong? Maksa banget euy kalau gitu mah,” seloroh mantan pemain Mataram FC pada Pro Futsal League 2016.

Sementara itu, Pelatih Timnas HWC 2017, Sabrun Hanapi (45) menampik bahwa satu-satunya faktor yang membuatnya sangat optimis tim besutannya akan bisa menembus final adalah adanya sejumlah mantan atlet futsal profesional. Kepercayaa dirinya juga disebabkan karena ia sendiri yang menyeleksi timnas ini sepanjang gelaran League of Change di Surabaya, 30 April hingga 3 Mei lalu. “Proses mereka lebih dari tahun kemarin,” ujarnya.

Baca juga:  Sebagaimana Pecandu dan Rehabilitasi, Definisi Pulih Fardu Ada di UU Narkotika

Tahun lalu, Timnas Sepak Bola Jalanan Indonesia menempati peringkat 7 pada HWC ke-14 yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia. Sabrun Hanapi memang dipercaya menjadi pelatih untuk tim yang berangkat tahun lalu itu, tapi tidak turun tangan menyeleksi langsung pemain-pemainnya.

Sejak keikutsertaannya di ajang tahunan HWC pada 2011, prestasi terbaik Tim Sepak Bola Jalanan Indonesia ialah menempati peringkat 4 pada gelaran HWC di Mexico City, Meksiko, 2012. Bonsu Hasibuan yang kala itu menjadi Kapten sekaligus Pelatih Timnas HWC 2012, kini menjadi penasihat Vamos FC Mataram setelah sebelumnya malang melintang di jagat futsal profesional Indonesia.

Sebelum ikut HWC, Bonsu ‘buron’ dari daerah Tapanuli, Sumatera Utara, karena rekan sekampungnya yang juga pengedar narkoba tertangkap polisi. Dalam pelariannya itu, ia bertemu Rumah Cemara di Bandung serta memperoleh kesempatan bermain bola yang membawa perubahan berarti dalam kehidupannya.

Tidak hanya Bonsu yang mendapat kesempatan menjadi atlet profesional setelah mengikuti HWC. Setidaknya, dua mantan pemain skuat Indonesia di ajang internasional tersebut pernah bahkan masih memperkuat Timnas Futsal Indonesia. Mereka adalah Sandy Gempur Purnama dan Andri Kustiawan yang turut berlaga dalam HWC ke-9 di Paris, Perancis, 2011. Ini adalah Timnas Street Soccer Indonesia pertama yang berlaga di HWC.

Sejak 2010, Rumah Cemara sebenarnya telah diminta HWC melalui surat resmi yang ditandatangani Mel Young, salah seorang pendiri sekaligus Presiden HWC, untuk menjadi mitra nasionalnya di Indonesia bersama 73 organisasi di 73 negara lain. Tugasnya, mengkoordinasi proses seleksi, pelatihan, hingga pemberangkatan tim nasional street soccer negara masing-masing yang akan berlaga di HWC.

Baca juga:  Keadilan Berolahraga Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Walau seleksi dan pelatihan telah dilakukan, namun tim yang dipersiapkan untuk ajang di Rio de Janeiro, Brazil, 2010 itu gagal berangkat karena kurangnya dukungan dana. Ginan Koesmayadi, salah seorang pendiri Rumah Cemara yang juga memperkuat Timnas HWC 2011 mengungkapkan, saat itu proposal sudah disebar ke pihak-pihak yang dianggap potensial untuk menjadi sponsor. “Tapi, memang mungkin belum ada yang tertarik ketika itu,” kenang Ginan.

Oleh karenanya Ginan bernazar, kalau dana yang terkumpul mencukupi untuk memberangkatkan tim yang telah dipersiapkan Rumah Cemara ke HWC 2011, ia akan berjalan kaki dari Bandung ke Jakarta. Ginan pun menepati janji kepada dirinya sendiri itu!

Kisah-kisah heroik seperti yang dimiliki Ginan menginspirasi pemain-pemain Timnas HWC dari tahun ke tahun, tak terkecuali bagi Pinsa. Penggemar Ariel Noah ini memiliki keinginan luhur supaya minuman beralkohol lokal Bandung bisa setara dengan minuman ‘modern’ Barat seperti bir, wine (fermentasi anggur), wiski, atau vodka, khususnya di pasar dalam negeri.

Seperti Ginan yang memanfaatkan penunaian nazarnya atas pencapaian timnas HWC untuk menunjukkan kalau orang dengan HIV-AIDS juga memiliki stamina yang prima, Pinsa juga ingin melakukan hal yang sama. Bagi Pinsa, saat ini pencapaian yang harus diraih bukan lagi soal pendanaan seperti pada masanya Ginan dulu, tapi minimal masuk tiga besar. ”Sukur-sukur jadi juara,” ujar mantan atlet futsal Universitas Pendidikan Indonesia itu.

Baca juga:  Solusi Reformasi Kebijakan Narkotika Tidak Tepat dengan Rehabilitasi Wajib Berbasis Hukuman

Masuk tiga besar itu prestasi lho! Mudah-mudahan atas prestasi itu, kita diundang presiden ke istana,” kembali Pinsa menyampaikan harapannya.

Selain ingin menunjukkan kalau konsumen narkoba seperti dirinya bisa berprestasi di event olahraga dunia, Pinsa dan kawan-kawan juga ingin menyampaikan di hadapan presiden supaya semua orang Indonesia, mau dia miskin, pengidap HIV, waria, atau bahkan pelacur, dilperlakukan dengan layak dan sama saat membutuhkan layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan-layanan lainnya yang ditujukan bagi masyarakat.

“Mimpi, Indonesia tanpa stigma harus bisa diwujudkan,” ujar Pinsa menutup sesi wawancara dengan Media & Data RC.****


Susunan Tim Nasional Homeless World Cup 2017

No.

Nama

Posisi di Timnas Usia Domisili Kategori Homeless

Pekerjaan

1.

Yana Suryana Manajer

37

Kota Bandung, Jawa Barat Konsumen narkoba, ODHA Karyawan swasta

2.

Sabrun Hanapi Pelatih

45

Kota Bandung, Jawa Barat Pelatih Sepak Bola

3.

Saeful Azmi Penjaga Gawang

22

Mataram, Nusa Tenggara Barat Konsumen narkoba Tidak bekerja

4.

Gian Sopian Penyerang

24

Kab. Bandung, Jawa Barat Miskin kota Tidak bekerja

5.

Andri Ilyasyah Penyerang

26

Sidoarjo, Jawa Timur Konsumen narkoba Tidak bekerja

6.

Rudyansyah Penyerang

26

Yogyakarta, D.I Yogyakarta Miskin kota Freelance; Pelatih SSB

7.

Rinaldi Zainal Penyerang

26

Kab. Bandung, Jawa Barat Konsumen narkoba Sales promotion

8.

Yusuf Bahtiar Penjaga Gawang

25

Jakarta Utara, DKI Jakarta Miskin kota Karyawan mini market

9.

Pinsa Prahadian Penyerang

27

Kab. Bandung, Jawa Barat Konsumen narkoba Tidak bekerja

10.

Akhmad Khoiru Rozak Penyerang

27

Jepara, Jawa Tengah Miskin kota Petani
Redaksi

The author Redaksi

Tim pengelola media dan data Rumah Cemara

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.