Jakarta, 11–13 Agustus 2025 – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), melalui Asisten Deputi Olahraga Layanan Khusus, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, menyelenggarakan kegiatan Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) Olahraga Layanan Khusus di Golden Boutique Hotel Melawai, Jakarta Selatan.
Selanjutnya: Rumah Cemara Terlibat Dalam Penyusunan NSPK Olahraga Layanan KhususForum ini menghadirkan perwakilan lintas kementerian, lembaga, akademisi, dan organisasi masyarakat, di antaranya Komisi Nasional Disabilitas (KND), Kemenko PMK, Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Universitas Negeri Jakarta, hingga Special Olympics Indonesia.
Rumah Cemara diwakili oleh Rin Aulia, Sekretaris sekaligus Penanggung Jawab Timnas Homeless Indonesia. Kehadiran ini menandai peran penting Rumah Cemara dalam memastikan pengalaman dan perspektif komunitas marginal turut terwakili dalam penyusunan pedoman nasional.
Acara dibuka oleh Asisten Deputi Olahraga Layanan Khusus, Dadi Surjadi, yang menegaskan pentingnya NSPK sebagai pondasi kebijakan inklusi olahraga di Indonesia. “Tanpa NSPK, upaya memajukan olahraga layanan khusus tidak akan berjalan optimal,” tegasnya, sembari menekankan pentingnya sinergi antara akademisi, praktisi, dan organisasi masyarakat.
Empat Kategori Pedoman
Penyusunan NSPK ini difokuskan pada empat kategori olahraga layanan khusus, yaitu:
- Penyandang disabilitas
- Lanjut usia
- Warga binaan pemasyarakatan
- Anak jalanan
Rumah Cemara berkontribusi aktif dalam pembahasan, membawa pengalaman dari program Sport for Developmentyang telah lama mendampingi anak jalanan. Dengan demikian, NSPK yang dirumuskan diharapkan tidak hanya normatif, tetapi juga relevan dengan kondisi nyata di lapangan.
Rin Aulia menyampaikan apresiasi atas undangan Kemenpora untuk turut serta dalam forum penyusunan NSPK ini.
“Bagi Rumah Cemara, olahraga bukan hanya soal prestasi, tetapi juga sarana untuk membangun inklusi sosial. Kami percaya olahraga harus bisa diakses oleh semua. Kehadiran kami dalam forum ini menjadi kesempatan penting untuk memastikan suara komunitas marginal ikut terwakili dalam kebijakan nasional,” ungkap Rin. Rin juga menegaskan bahwa pengalaman Rumah Cemara dalam mengembangkan program Sport for Development di berbagai komunitas marginal akan dibawa sebagai kontribusi nyata dalam penyusunan pedoman.







