close
Komunitas

Berbaur: PTRM, Pasien, dan Warga di Kelurahan Jagir, Surabaya

Jagir

Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur yang terletak di timur laut Pulau Jawa berhadapan dengan Pulau Madura. Surabaya merupakan kota kedua terbesar di Indonesia setelah Jakarta dengan jumlah penduduk lebih dari 2,9 juta jiwa.

Sama seperti kota-kota besar lain di Nusantara, konsumsi dan peredaran narkoba juga marak terjadi di Surabaya. Konsumen narkoba suntik juga pernah berkontribusi pada lebih dari setengah total kasus HIV di kota ini. Layanan-layanan pengurangan dampak buruk konsumsi narkoba (harm reduction – HR) telah disediakan sejak awal tahun 2000-an. Salah satu layanan HR tersebut adalah program terapi rumatan metadon (PTRM).

Layanan PTRM pertama di Jawa Timur disediakan Kementerian Kesehatan RI di RSUP Dr. Soetomo, Surabaya pada tahun 2006. Empat tahun kemudian, layanan tersebut diperluas dengan membentuk satelit PTRM Kota Surabaya, yaitu di RSJ Menur, Puskesmas Jagir, dan Puskesmas Manukan Kulon.

Di antara tiga satelit dan satu pengampu PTRM di Surabaya, yang paling menjadi perhatian Yayasan Orbit adalah Puskesmas Jagir. Puskesmas yang berada di kecamatan padat penduduk Wonokromo ini pada awalnya menyediakan PTRM tanpa memperhatikan kebutuhan-kebutuhan lain pasien selain obat. Petugas-petugas puskesmas ini tidak ramah, penuh curiga, dan jadwal layanannya tidak fleksibel. Untuk itu pasien-pasien PTRM di sana mengorganisir diri supaya dapat memperbaiki kualitas layanan yang memang sangat mereka butuhkan.

Methadone Jagir Community (Mejacom) dibentuk di tahun yang sama dengan dibukanya PTRM di Puskesmas Jagir, 2010. Komunitas ini beranggotakan pasien PTRM Puskesmas Jagir. Tujuan utama dibentuknya komunitas ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup anggota-anggotanya melalui berbagi informasi dan kepedulian.

Seiring perjalanannya, terdapat kebutuhan untuk membangun komunikasi dengan puskesmas demi perbaikan layanan PTRM serta dengan warga setempat untuk mengurangi cap buruk tentang konsumen narkoba khususnya metadon.

Sejak dibentuk, Mejacom intensif berhubungan dengan Yayasan Orbit terutama untuk bantuan hukum dan layanan yang berkaitan dengan narkoba dan HIV/AIDS. Sebagai organisasi yang didirikan konsumen-konsumen narkoba, sudah selayaknya Yayasan Orbit memperkuat komunitas-komunitas yang memperjuangkan apa yang juga diperjuangkannya. Tujuan-tujuan Mejacom, dengan skala yang lebih terbatas, adalah apa yang menjadi tujuan Yayasan Orbit.

Baca juga:  Diskriminasi terhadap ODHA merupakan Pelanggaran HAM

Kegiatan rutin yang diselenggarakan Mejacom adalah pertemuan mingguan anggota. Pertemuan ini membahas isu-isu yang dihadapi juga berbagai informasi baru yang dibutuhkan anggota. Isu seputar kesehatan dan yang berkaitan dengan terapi metadon mendapat porsi khusus dalam pertemuan ini.  

Mejacom juga mengumpulkan uang kas dari anggota-anggotanya sebesar Rp5.000 per minggu. Uang kas ini terutama ditujukan bagi anggota yang membutuhkan. Persoalan anggota yang kerap diatasi Mejacom menggunakan uang kasnya adalah rawat inap di rumah sakit. Untuk itu Mejacom mendorong anggotanya untuk menjadi anggota BPJS Kesehatan. Di samping agar lebih memperhatikan kesehatannya, keanggotaan di BPJS Kesehatan juga akan sangat meringankan anggota Mejacom ketika harus mendapat perawatan medis.

Hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan HIV juga mendapat porsi tersendiri bagi Mejacom karena sebagian besar anggotanya adalah ODHA yang juga telah mengikuti terapi ARV. Informasi mengenai pengobatan dan persoalan kesehatan yang berkaitan dengan ODHA kerap dibahas dalam pertemuan mingguan.

Yayasan Orbit sebulan sekali memfasilitasi pertemuan tersebut. Di samping membahas perkembangan yang berkaitan dengan isu AIDS, Yayasan Orbit bersama Puskesmas Jagir juga merujuk anggota Mejacom yang membutuhkan layanan tertentu.

Upaya-upaya penguatan Mejacom oleh Yayasan Orbit juga termasuk membuka ruang-ruang komunikasi dengan Puskesmas Jagir. Hal ini ditujukan agar pasien-pasien PTRM puskesmas tersebut dapat menyuarakan sendiri apa yang menjadi kebutuhannya demi peningkatan kualitas PTRM.

Dialog antara penerima dan penyedia layanan ini secara rutin difasilitasi Yayasan Orbit melalui dukungan Proyek CAHR (Community Action on Harm Reduction) bekerja sama dengan Rumah Cemara. Dialog-dialog tersebut membuahkan hasil. Layanan PTRM di Puskesmas Jagir kini menjadi ramah dan lebih fleksibel. Tes urin tidak lagi menjadi kegiatan rutin PTRM.

Baca juga:  Mengenal Anarko-Sindikalis, Kelompok yang Digosipkan Rancang Penjarahan se-Jawa

Salah satu bukti penerimaan Puskesmas Jagir kepada pasien-pasien PTRM-nya adalah ketersediaan aula untuk pertemuan mingguan Mejacom.

Yang juga tak kalah penting adalah dialog dengan warga Kelurahan Jagir. Selama PTRM disediakan di Puskesmas Jagir, terjadi beberapa insiden dengan aparat kepolisian. Sejak 2010, tercatat empat penangkapan pasien PTRM di puskesmas itu oleh kepolisian. Hal ini tentu menarik perhatian warga setempat karena kegaduhan yang ditimbulkannya.

Selain insiden penangkapan, pasien-pasien PTRM kerap bergerombol di sekitar puskesmas yang sebagian merupakan pemukiman penduduk. Hal-hal tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam upaya menghapus cap buruk masyarakat tentang pasien ketergantungan narkoba.

Menghadapi tantangan tersebut, Mejacom melakukan upaya-upaya agar pasien-pasien PTRM Puskesmas Jagir dapat diterima oleh warga setempat. Pada 2012, Mejacom melakukan kerja bakti bersama warga yang dirangkai dengan sejumlah kegiatan sosial di Kelurahan Jagir. Kegiatan ini berhasil membuka ruang dialog antara pasien PTRM Puskesmas Jagir dan warga setempat.

Hingga kini hubungan antara Mejacom dengan warga Kelurahan Jagir terus terjalin. Warga setempat mengenal pasien-pasien PTRM Puskesmas Jagir dan sebaliknya. Warga setempat yang berdagang di sekitar puskesmas tidak lagi menaruh curiga pada pasien PTRM. Sebaliknya, anggota Mejacom juga memiliki tanggung jawab lebih untuk mempertahankan kepercayaan warga di sekitar puskesmas.

Penguatan komunitas pasien PTRM yang dilakukan Yayasan Orbit ini setidaknya memiliki tiga tujuan. Pertama, penguatan komunitas ditujukan bagi kesejahteraan orang-orang yang bergabung sebagai anggota. Kapasitas individual ditingkatkan melalui pendidikan. Informasi mengenai narkoba, kesehatan, dan bantuan hukum disediakan.

Yayasan Orbit juga merekrut staf dan relawan dari komunitas ini untuk dapat menyebarkan informasi-informasi yang dibutuhkan khususnya oleh pasien PTRM. Mejacom pada akhirnya juga berpartisipasi mempromosikan layanan kesehatan, BPJS Kesehatan, serta mengajak konsumen narkoba suntik yang ketergantungan untuk ikut PTRM.

Baca juga:  Buat Tim Indonesia, HWC 2018 Bukan Sekedar Sepak Bola Jalanan

Kedua, peningkatan kualitas layanan dari pesertanya sendiri. Peserta atau penerima layanan merupakan pemangku kepentingan yang paling memahami apa yang dibutuhkan dalam sebuah layanan. Penerima layanan adalah yang paling terdampak atas penyediaan layanan yang buruk atau sebaliknya.

Dialog antara pasien dengan penyedia layanan PTRM di Puskesmas Jagir yang difasilitasi Yayasan Orbit telah sedikit banyak telah mengubah layanan tersebut dari yang tadinya tidak ramah, penuh kecurigaan, dan kaku.

Ketiga, untuk mendapat dukungan warga sekitar. Sebagai komunitas yang beranggotakan orang-orang yang dicap buruk, Mejacom berkepentingan untuk dapat diterima setidaknya oleh orang-orang yang setiap hari ditemuinya saat memperoleh layanan di puskesmas. Mereka adalah warga Kelurahan Jagir tempat puskesmas yang menyediakan PTRM berada.

Upaya-upaya yang telah dilakukan Mejacom membuahkan hasil. Anggota Mejacom tidak hanya dikenal oleh warga sekitar, namun juga mendapat kepercayaan. Tentunya kepercayaan warga tersebut perlu dijaga dengan penuh tanggung jawab.

Bukan tidak mungkin upaya menghapus stigma tersebut menghasilkan lebih dari kepercayaaan, perlindungan misalnya. Walaupun terdapat berbagai faktor yang mendasari, faktanya selama dua tahun terakhir tidak terjadi lagi penangkapan pasien PTRM oleh kepolisian di puskesmas.

Dari upaya-upaya dalam mencapai ketiga tujuan penguatan komunitas tersebut, unsur yang mengemuka sebagai pembelajaran adalah membuka ruang dialog selain melakukan pendidikan. Ruang-ruang dialog yang dibuka adalah antara sesama pasien, pasien dengan penyedia layanan PTRM, dan pasien dengan warga sekitar puskesmas.

Tidak hanya menghasilkan pasien-pasien yang berdaya serta sebuah layanan berkualitas yang disepakati penerima dan penyedianya, dialog-dialog yang bisa dibalut dengan berbagai kegiatan juga menghasilkan penerimaan, kepercayaan, bahkan perlindungan oleh masyarakat.

Community Action on Harm Reduction Project, 2015

Patri Handoyo

The author Patri Handoyo

Pencinta makhluk hidup. Berkesenian selama hayat masih dikandung badan. Peneliti partikelir dan pelaku pendidikan alternatif.

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.