close
Menjadi-Pereda-Nyeri-Ini-Pegunaan-dan-Efek-Samping-Codeine
Gambar: Halodoc

Obat yang akan kami ulas kali ini, zat aktifnya alami, berasal dari tanaman candu alias opium poppy. Nama obatnya kodein. Tersedia dalam bentuk tablet, sirup, cairan suntik, bahkan mungkin puyer, kodein sudah lama diresepkan oleh banyak dokter dan tabib untuk mengobati batuk, diare, dan seperti turunan opium alkaloid (opioid) lainnya, ia juga dimanfaatkan sebagai pereda nyeri.

Meski digolongkan sebagai narkotika yang tentu kondang kalau bisa dikonsumsi untuk teler, tapi Tri Irwanda, host kesayangan kita ini kesulitan menemukan berita tentang konsumsi kodein bermasalah yang kerap berujung pada perkara hukum di negara +62. Kalaupun ada, ia menemukannya jauh di seberang lautan sana, misalnya di Ontario, Kanada atau Nigeria.

Di Ontario, konsumsi kodein pernah dilaporkan menjadi penyebab terbanyak kecelakaan lalu lintas. Lalu, Nigeria pernah menarik jutaan botol obat batuk dengan kandungan kodein pada 2018 lantaran banyak dikonsumsi untuk mabuk.

Kalau memang kodein adalah narkotika yang terkenal bisa dipakai buat giting, lalu kenapa di Indonesia konsumsi bermasalahnya tidak sebanyak misalnya dekstrometorfan yang sama-sama obat batuk, atau pil PCC yang izin produksinya sudah dicabut sejak 2013? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan macam itu bisa kalian simak di obrolan tentang kodein kali ini.

Tri Irwanda

The author Tri Irwanda

Praktisi komunikasi. Mulai menekuni isu HIV dan AIDS ketika bekerja di KPA Provinsi Jawa Barat. Punya kebiasaan mendengarkan lagu The Who, “Baba O’Riley”, saat memulai hari dengan secangkir kopi.

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.