close
pelatihan-sepak-bola-rumah-cemara
Pelatihan Grassroots Football Rumah Cemara

Media & Data Rumah Cemara (5/8) – Tim Sport for Development Rumah Cemara mengadakan program “Indonesia Grassroots Football Coach”, di Kompleks Sekolah Calon Perwira (Secapa) AD, Bandung, 3 hingga 5 Agustus 2016.

Grassroots Football adalah sepak bola untuk semua anak usia dini, antara 6 hingga 12 tahun. Sepak bola ini dirancang sebagai olah raga yang menyenangkan tanpa memandang usia, jenis kelamin, kondisi fisik, warna kulit, agama, dan latar belakang etnisnya. Ada empat komunitas dari Bandung yang mengikuti kegiatan ini, yaitu RUBIN (Rumah Bintang), RUPAN (Rumah Delapan) Ruang Mimpi, dan Sarasvati.

Sejumlah kegiatan menjadi agenda dalam pelatihan ini. Hari pertama, peserta mendiskusikan tentang kesehatan, kebersihan, dan HIV-AIDS. Pada hari kedua, peserta berdiskusi tentang isu sosial dan kesehatan melalui sepak bola Sedangkan pada hari ketiga, peserta diminta mengimplementasikan sepak bola sebagai alat pemersatu semua golongan tanpa stigma dan diskriminasi.

Peserta dilatih cara bermain sepak bola dengan konsep fun football. Ada tiga bagian lapangan sepak bola yang dipakai oleh 60 anak. Pada setiap bagiannya terdapat tiga hal berbeda, dimulai dari Drill Issue (hal yang di sampaikan), Game Issue (permainan), dan Small Side Games (permainan di sudut kecil).

Permainan tersebut tidak hanya menjadikan sepak bola menyenangkan bagi anak-anak, tetapi juga memberikan pendidikan tentang kesehatan. Mereka juga diminta bermain dengan ceria tanpa beban harus menjadikan kemenangan sebagai tujuan utamanya.

Baca juga:  Penanggulangan HIV-AIDS di Masa Pandemi Covid-19

“Tidak ada yang menang atau pun kalah. Anak-anak seharusnya bersenang-senang bermain bola bukan mementingkan prestasi”, ucap Eko Setiadi, ketua pelaksana Indonesia Grassroots Football Coach.

Ramadon, pelatih SSB (Sekolah Sepak Bola) Remaja 11, asal Bekasi, yang mengikuti program ini menyatakan antusiasmenya. “Di sini saya bukan hanya memberi instruksi cara bermain bola pada anak-anak, tetapi juga menambahkan isu kesehatan kepada anak, stop bullying, diskriminasi, dan merayakan keberhasilan dengan bijak,“ ujarnya.

Seperti diketahui, sepak bola merupakan cabang olahraga yang sangat populer dan digemari masyarakat Indonesia. Namun demikian, perkembangan dan pembinaan sepak bola usia dini belum menjadi perhatian masyarakat maupun komunitas di seluruh pelosok Indonesia.

Pembinaan sepak bola usia dini bola perlu disesuaikan dengan usia pemainnya. Selain itu, pembinaan juga diberikan untuk menanamkan nilai-nilai positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan melalui permainan serta membangun teknik dasar sepak bola dalam suasana serta aktivitas yang menyenangkan dan digemari anak-anak.

“Kami menginginkan anak-anak untuk bersenang-senang bermain sepak bola, karena untuk anak berumur 6 sampai 12 tahun jika sudah diterapkan olahraga berprestasi, maka kenikmatan bermain tidak akan ada lagi,” pungkas Eko.

Menurutnya, pembinaan sejak usia dini akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang memegang prinsip utama kenikmatan bermain bola dan fair play. Mereka tidak akan menghalalkan segala cara untuk menang.

Baca juga:  Aksi Penggerebekan LGBT Melemahkan Upaya Mengatasi HIV

Program Indonesia Grassroots Football Coach Rumah Cemara ini selanjutnya akan dilakukan di empat kota dan kabupaten Jawa Barat, yaitu Bekasi, Depok, Sukabumi, dan Garut. Sejumlah unsur masyarakat seperti komunitas dan pegiat olahraga akan dilibatkan untuk menggunakan sepak bola sebagai media untuk kampanye pencegahan HIV/AIDS dan pengurangan dampak buruk konsumsi NAPZA.

 

 

Rizky RDP

The author Rizky RDP

Sering menulis dengan tangan kiri, tim rusuh di Rumah Cemara, Tramp Backpacker, passion pada sepak bola dan sejarah. sering berkicau di @Rizky91__

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.