Meskipun metadon telah masuk dalam Daftar Obat-Obatan Esensial yang diputuskan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), Pemerintah Ukraina berencana melarang pemanfaatannya. Metadon merupakan salah satu obat yang paling efektif dan banyak digunakan untuk terapi substitusi ketergantungan opioid ilegal, biasanya heroin dan fentanyl jalanan.
Postup Newspaper, Lviv, Ukraine, 11 Juli 2005
Oleh: Olena Dub
Definisi obat-obatan esensial menurut WHO adalah obat-obatan yang dapat memenuhi kebutuhan prioritas layanan kesehatan masyarakat, harganya terjangkau dan kapanpun harus bisa diperoleh dalam jumlah memadai.
Atas rencana tersebut organisasi-organisasi nonpemerintah yang bekerja untuk pengurangan dampak buruk konsumsi narkoba dan pencegahan HIV menuntut pemerintah beserta parlemen untuk menghapus isu tersebut dari daftar kebijakan nasional yang akan mereka bahas bersama dalam waktu dekat. Hal itu karena bertentangan dengan Program Pencegahan HIV-AIDS Nasional serta keputusan WHO.
Siapa dan mengapa pelaksanaan program metadon di Ukraina dihambat, adalah subjek wawancara dengan Halyna Kaminska, penasihat teknis di International Institute of Harm Reduction yang juga direktur Usi Razom (All Together), yayasan amal di Lviv, kota terbesar di Ukraina bagian barat.
Tolong jelaskan ke para pembaca kami, apa itu metadon dan terapi substitusi?
Epidemi HIV-AIDS di Ukraina telah menemui tantangan baru. Salah satunya adalah mengubah cara bersikap terhadap konsumen narkoba yang mengidap HIV-AIDS. Di Ukraina, 70 persen orang yang terinfeksi HIV adalah mereka yang secara aktif menyuntik narkoba. Bagaimana masyarakat dapat membantu orang-orang ini?
Jelas tidak etis, dan dari sudut pandang medis, memaksa mereka supaya berhenti mengonsumsi narkoba sebagai tujuan tidaklah efektif. Hal itu sama sekali tidak realistis, hanyalah bentuk hasutan yang berisi harapan kosong belaka.
Apa yang dunia medis bisa lakukan bagi masyarakat adalah penerapan sebuah pendekatan yang sukses di banyak tempat selama bertahun-tahun. Pendekatan itu adalah terapi substitusi yang membantu orang-orang berhenti mengonsumsi obat-obatan ilegal yang mutunya tidak terjamin.
Penyediaan narkoba substitusi dapat dilaksanakan di institusi-institusi medis. Narkoba substitusi yang digunakan, 70 persennya adalah metadon dan 30 persennya buprenorfin.
Semua negara di Uni Eropa menggunakan metadon sebagai obat untuk terapi substitusi. Obat ini lebih dipilih karena harganya tiga kali lebih murah ketimbang obat lainnya. Kelebihan lainnya adalah, metadon tersedia dalam bentuk sirup yang mustahil digunakan dengan cara suntik. Sementara, buprenorfin tersedia dalam bentuk tablet atau cairan suntik.
Jadi kenapa kita tidak dapat menerapkan program-program substitusi tersebut untuk menaggulangi penularan HIV di negara kita?
Masyarakat telah menemukan “musuh” – konsumen narkoba suntik. Mereka disalahkan untuk semuanya, tingkat kejahatan, penularan penyakit, dll. Di sisi lain, kita seharusnya bertanya, kenapa begitu banyak penolakan terhadap terapi substitusi, kenapa ada orang yang memutarbalikkan temuan ilmiah, dan kenapa pemerintah tidak memanfaatkan pengalaman Eropa, AS, dan bahkan Asia?
Tidak ada satu obat pun yang bisa menyembuhkan ketagihan narkoba. Ketagihan narkoba adalah sebuah penyakit kronis. Tugas masyarakat adalah mengurangi dampak merugikan, membantu orang-orang keluar dari bisnis narkoba ilegal.
Karena Ukraina akan menghambat pendekatan ini, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa ada orang-orang yang tidak menginginkan konsumen narkoba berubah status dari pelaku tindak pidana menjadi pasien yang mendapat perawatan resmi. Mereka ingin mengendalikan pasar gelap narkoba.
Kini, buprenorfin digunakan di Ukraina yang juga menimbulkan kekhawatiran, yakni obat itu didistribusikkan dalam bentuk tablet. Karenanya, akan lebih mudah menjualnya di pasar gelap. Di sisi lain, cobalah menjual sirup, terutama yang perbedaan aromanya dengan sirup lain amat mencolok (itulah cara metadon dikonsumsi).
Apa yang harus disampaikan Kementerian Kesehatan mengenai situasi ini?
Posisi Kementerian Kesehatan amatlah ambivalen. Mereka mendukung seluruh upaya, tapi saat mengambil keputusan politik – mereka diam. Seseorang sungguh harus bertanggung jawab atas situasi dan pendekatan yang digunakan untuk menolong konsumen narkoba, terutama yang terinfeksi HIV.
Belum lama ini, organisasi-organisasi penanggulangan HIV di Ukraina mengirim surat terbuka kepada Wakil Perdana Menteri, Mykola Tomenko. Apa yang mereka sampaikan?
Kami sangat mengkhawatirkan adanya informasi bahwa telah terjadi kesepakatan di antara pejabat negara dan bahwa resolusi tersebut “Mengenai pengesahan daftar narkotika, psikotropika, dan prekursor” sedang disiapkan untuk kemudian ditandatangani oleh menteri-menteri di kabinet.
Yang sangat mengejutkan adalah fakta bahwa proyek ini tidak dibahas di sesi Komite Koordinasi Nasional tentang HIV-AIDS yang diselenggarakan belum lama ini. Komite ini (menurut resolusi dibuat pemerintah) merupakan bagian yang harus menerapkan kebijakan penanggulangan HIV-AIDS dan konsumsi zat-zat terarang.
Hal ini sangat tidak dapat diterima untuk mengabagikan para ahli dari organisasi-organisasi nonpemerintah yang selama bertahun-tahun telah bekerja dalam pencegahan HIV-AIDS, khususnya dengan lebih banyak kelompok rentan (dalam hal ini konsumen narkoba suntik).
Usulan untuk memasukkan metadon ke dalam daftar obat-obatan yang dilaranng untuk keperluan pengobatan, yang termasuk dalam proyek resolusi ini, bertentangan dengan pengalaman global, dokumen internasional, dan posisi semua organisasi internasional. Ini berarti sebuah langkah mundur dalam menanggulangi HIV-AIDS serta penyalagunaan narkoba.
Dalam surat terbuka itu, kami meminta kepada Mykola Tomenko, wakil perdana menteri urusan kemanusiaan, untuk segera melihat situasi ini secara lebih serius, sehingga tidak membiarkan keputusan yang salah ini disetujui.
Lalu jika pemerintah tidak merespons tuntutan ini, apa yang akan dilakukan para ornop?
Memang, kami sangat berharap bahwa akal sehat dan pengalaman komunitas internasional akan mengatasi prasangka, populisme, dan ketidakprofesionalan. Sejak belum lama ini metadon memperoleh status “obat esensial”. Sejak masuk dalam Daftar Obat Esensial tersebut, perdebatan soal obat ini dianggap tidak beradab walaupun dalam tingkatan yang paling rendah.